TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Penyelidikan terkait kasus meninggalnya seorang bayi di Kabupaten Trenggalek pasca imunisasi berinisial MOAR dihentikan Satreskrim Polres Trenggalek.
Penyelidikan kasus ini dihentikan per tanggal 2 Juni 2023 lalu.
Satreskrim Polres Trenggalek menghentikan kasus tersebut setelah mendengarkan berbagai keterangan dari sejumlah pihak.
"Yang pertama hasil dari Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) menerangkan bahwa meninggalnya karena dehidrasi berat," kata Kasatreskrim Polres Trenggalek, Iptu Agus Salim, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Kasus Bayi 5 Bulan Meninggal Pasca Imunisasi, Penjelasan Dinkes & Perkembangan Penyelidikan Polisi
"Dehidrasi tersebut bukan kejadian ikutan pasca imunisasi karena kejadian ikutannya adalah demam," lanjutnya.
Pertimbangan lainnya adalah berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan oleh Biddokes Polda Jatim dan Bidlabfor Polda Jatim ditemukan di dalam organ vital korban ada virus aktif.
"Sementara untuk vaksin ini adalah virus yang dilemahkan dan hasil keterangan dari dokter forensik menerangkan bahwa tidak ada hubungan kasuitas antara vaksin dengan meninggalnya korban," tegas Agus.
Polres Trenggalek dan Polda Jatim juga telah melakukan gelar perkara atas kasus tersebut dan menyepakati untuk menghentikan penyelidikan perkara tersebut.
Bayi Panas dan Kejang
Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) asal Trenggalek, Jawa Timur, melapor ke polisi karena bayinya yang berumur 5 bulan meninggal usai menjalani imunisasi.
Mukono (46) dan Adelia (17) mengaku tidak terima atas kematian anaknya yang bermula dari imunisasi, lalu mengalami demam tinggi, hingga berujung meninggal dunia.
Warga Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, tersebut mengatakan, anaknya MOAR menjalani imunisasi TT atau vaksin tetanus pada 21 Maret 2023 di bidan setempat.
Baca juga: Bayi di Trenggalek Meninggal Pasca Imunisasi, Jasadnya Diautopsi Selidiki Penyebab Kematian
"Setelah disuntik TT, sore harinya panasnya lewat terbatas, sangat panas, kejang, jerit-jerit," kata Mukono, Senin (27/3/2023).
Keesokan harinya, keluarga membawa kembali sang bayi ke bidan yang kemudian diberi obat.