"Di situ katanya sudah biasa kalau diimunisasi lalu panas, setelah dikasih obat lalu dibawa pulang tapi tetap panas sampai malam ada kejang," lanjutnya.
Mukono dan istri khawatir, karena hingga pagi hari panas anaknya tak kunjung turun, lalu mereka berinisiatif membawanya ke bidan kembali.
"Dari bidan lalu dirujuk ke Puskesmas Pogalan ditangani diinfus, dikasih obat, tapi keadaannya (bayi) sudah kritis," jelas Mukono.
Pihak puskesmas lalu merujuk sang bayi ke RSUD dr Soedomo Trenggalek, namun menurut Mukono keadaan anaknya saat itu sudah sangat lemah.
"Dirawat satu hari satu malam anaknya kemudian meninggal dunia," tambahnya.
Menurut Mukono, sebelum imunisasi, anaknya sehat, walaupun memang saat lahir beratnya 1,9 kilogram dan beberapa kali ke rumah sakit.
"Tapi dengan perawatan di rumah sakit alhamdulillah bisa sehat," terangnya.
Baca juga: IDAI Sebut Imunisasi Ganda Dipastikan Aman dan Tidak Tingkatkan Risiko KIPI pada Anak
Untuk itulah, ia malaporkan hal tersebut ke Polres Trenggalek dengan harapan bisa mengetahui penyebab sebenarnya kematian buah hatinya.
"Selain itu, jangan sampai terjadi lagi kepada anak-anak yang lain," ucap Mukono.
Penjelasan Dinas Kesehatan
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto menyebut penyebab kematian bayi asal Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan tersebut bukan karena imunisasi.
Namun, karena adanya co-insiden atau dua kejadian yang terjadi bersamaan.
Sunarto menjelaskan, kesimpulan sementara, vaksin yang disuntikkan kepada bayi tersebut aman.
Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya kasus yang menimpa bayi lain yang menerima vaksin serupa.