Bahkan jika memaksa menggunakan transportasi online, harus membayar Rp 150 ribu.
Semua aturan itu pun disebut sebut, sudah menjadi kesepakatan desa. Bahkan oknum sopir itu menyarankan wisatawan ke kantor desa untuk menyelesaikan masalah dan memastikan peraturan yang disebutkan sebelumnya.
Namun kondisi itu membuat wisatawan takut, karena oknum sopir menggunakan nada tinggi.
Termasuk sopir transportasi online juga merasa kebingungan, lantaran penumpangnya disetop dan diajak ribut.
Menurut informasi yang didapat, kejadian itu terjadi di Wilayah Canggu, Kuta Utara Badung.
Baca juga: Pungli Rp 4 Miliar di Rutan, KPK Minta Bantuan PPATK Telusuri Transaksi Uang
Tersebarnya video itu pun membuat situasi Kamtibmas di wilayah itu tidak nyaman.
Mengingat hal itu juga berpengaruh pada dunia pariwisata di Bali atau Badung khususnya Canggu.
Keributan yang dilakukan sopir transportasi konvensional itu pun, dipandang banyak kalangan terlalu berlebihan.
Bahkan seakan mengancam wisatawan yang berlibur ke Bali. Selain itu juga termasuk menghalangi wisatawan yang ingin pergi ke Airport Ngurah Rai.
"Saya takut baik mobil kamu, kamu marah-marah gini. Emangnya kamu mau bawa saya kemana sih. Saya tetap naik mobil ini," kata wisatawan saat dipaksa untuk naik transportasi konvensional itu oleh si oknum sopir.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Oknum Sopir Transportasi Konvensional Minta Turis BayarRp150 Ribu Karena Gunakan Transportasi Online