"Nggak ada nampak luka memar. Dia cuma mengeluh sakit tidak mau makan, cuma minum," sambungnya.
Lantaran masih mengeluh sakit, pihak keluarga pun akhirnya membawa korban berobat ke Rumah Sakit Madani, pada Selasa (27/6/2023) kemarin, mengutip Tribun-Medan.com.
Namun, pihak rumah sakit menolak biaya perobatan melalui BPJS lantaran B merupakan korban penganiayaan.
Lalu, lantaran keterbatasan biaya keluarga pun akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.
Tak lama setelah mendapatkan perawatan, korban pun dinyatakan meninggal dunia.
Tangis Ibu Korban
Yusraini merasa sangat terpukul lantaran sang anak meninggal dunia.
"Saya nggak ikhlas, sakit hati ini , anak saya dipukuli orang, gara-gara dipukuli orang dia meninggal."
"itu anak pertamaku pak, anak kebahagiaanku yang pertama," tangis Yusraini, mengutip tayangan YouTube Kompas TV.
Setelah meninggal dunia, jenazah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi.
Saat ini, jenazah telah dimakamkan di TPU Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.
Dalam Proses Penyelidikan
Sementara itu, Kapolsek Medan Kota, Kompol Selvitriansih menyebut saat ini kasus dugaan penganiyaan yang menewaskan siswa kelas 2 SD tersebut tengah dalam proses penyelidikan.
"Sekarang mengenai kasus ini masih dalam penyelidikan di Unit PPA Polrestabes Medan," kata Kompol Selvitriansih saat diwawancarai, Rabu (28/6/2023).