TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPBD di wilayah terdampak melakukan penanganan korban sebagai prioritas tanggap darurat pascagempa magnitudo (M)6,4.
Hal tersebut disampaikan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Sabtu (1/7/2023).
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan unsur terkait di wilayah DIY melakukan upaya tanggap darurat, seperti penanganan korban luka-luka, pendirian tenda pengungsian dan penyediaan makan dan minum warga terdampak.
"Petugas BPBD juga melakukan kaji cepat dan kaji kebutuhan pascagempa. Daerah yang warganya merasakan guncangan antara lain di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo dan Sleman," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (1/7/2023), pukul 08.10 WIB tercatat korban jiwa dengan total terdampak 106 KK, mengungsi 5 KK, luka-luka 9 orang dan meninggal dunia 1 orang.
Korban luka-luka teridentifikasi di Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 2 orang, Bantul 1 dan Sleman 1.
Sedangkan korban meninggal 1 orang di Kabupaten Bantul. Warga terdampak terbanyak berada di Kabupaten Gunung Kidul dengan 58 KK, selanjutnya Bantul 31 KK, Kulon Progo 16 KK dan Sleman 3 KK.
Sebanyak 5 KK masih mengungsi di Padukuhan Kuwon Kidul, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul.
Sementara itu, kerusakan bangunan di DIY tercatat total rumah rusak ringan 102 unit dan rusak sedang 4 unit.
Guncangan gempa juga berdampak pada fasilitas umum, di antaranya perkantoran 15 unit, tempat ibadah 5, fasilitas usaha 3, pendidikan 2 dan kesehatan 2.
Dampak rumah rusak terbanyak berada di Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 58 unit, Bantul 31, Kulon Progo 16 dan Sleman 1.
Dampak di Jateng dan Jatim
Gempa yang berpusat 81 km selatan Kota Wates juga berdampak di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
Hampir semua warga kabupaten di Jateng merasakan guncangan gempa yang berkedalaman 67 km tersebut.