Ia mengatakan jika IG tidak menghirup aroma bensin, maka sang anak akan mengamuk.
"Jadi tiap hari dipegangin aja itu bensin sampai mau tidur juga dibawa ke kasur. Kalau engga dikasih nanti dia (IG) marah-marah," katanya.
Didatangi Dinsos
Selama IG kecanduan aroma bensin, Dinas Sosial (Dinsos) Purwakarta baru sekali mendatangi ke kediamannya.
"Waktu itu pernah sekali, cuman yah dikasih tahu aja untuk tidak hirup aroma bensin. Habis itu sudah engga pernah ada datang lagi," kata Acah.
Ia menjelaskan bahwa kebiasaan IG mencium aroma bensin berawal saat sang ayah menyuruh IG untuk membeli bensin eceran.
"Jadi ayah tuh montir, suka suruh anak beliin bensin, jadi setiap pulang ke rumah tuh, bensin suka dihirup," katanya.
Acah menyebutkan anaknya itu telah menjalani berbagai cara pengobatan, mulai pengobatan umum ke Puskesmas, lalu ke RSUD Bayu Asih hingga saat ini, IG tengah menjalani pengobatan alternatif.
"Sudah ke dokter itu ke puskesmas, lalu ke RSUD Bayu Asih, dikasih obat keras untuk saraf, tapi belum ada perubahan," ujarnya.
"Tapi pas jalanin pengobatan alternatif sekarang sudah mendingan," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pengobatan alternatif tersebut baru ia ketahui setelah berkenalan dengan salah satu tokoh masyarakat Purwakarta, yakni Saiful Bahri atau kerap disapa dengan Om Zein.
"Jadi untuk pengobatan sudah kami tanggung, anak ini sudah melakukan pengobatan alternatif di terapis Kang Haris.
Alhamdulillah, baru tiga minggu berjalan sudah ada perubahan," katanya.
Perubahan yang dimaksud, lanjut Om Zein bahwa IG kini sudah mengurangi mencium aroma bensin.