Megawati mengatakan, jika ada yang kurang sependapat, sebaiknya langsung mendebat di hadapan dirinya. Masalahnya, kerap kali ketidaksetujuan itu dibicarakan di belakangnya dan bahkan diplintir.
Baca juga: Bertepatan Hari Mangrove Sedunia, Megawati Resmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya
“Kalau mau debat sama ibu, ayo. Jangan bully, udah stop (bully). Jadi datang aja sendiri kesini, sini, ngomong apa yang kamu mau ngomong. Ayo wartawan, lho iya, saya lagi tantang mereka, karena enak aja ngebully orang gitu,” paparnya.
Megawati mengatakan dirinya siap berdiskusi dan berdebat tentang berbagai topik yang dibahasnya. Bahkan, topik-topik yang kerap disalahartikan hingga menjadi bahan bully di media sosial.
Bagi Megawati, menghentikan plintiran dan bully-membully demikian menjadi penting. Apalagi Indonesia akan menghadapi pemilu di dalam waktu dekat.
“Iya disini saya harus ngomong seperti ini, why? Karena sebentar lagi kan mau pemilu, saya nggak mau digoreng-goreng lagi. Ini pernyataan saya tolong ditulis yang benar,” tegas Megawati.
Megawati lalu memberi contoh, hal yang biasa dialaminya. Misalnya soal kegiatan peresmian kebun raya itu.
Karena penjelasannya mengenai mangrove di hadapan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko yang hadir, maka pemberitaan yang beredar bukanlah substansi acara tersebut.
“Nanti pasti saya dibilang gini, ‘Ibu Mega sedang menunjukkan kekuasaan dan kepintarannya, gile, wartawan itu gorengnya itu enak banget gitu lho, aih enggak kapok-kapok,” kata Megawati.
Megawati berharap agar ke depan, wartawan dan media massa memberi perhatian pada isu lingkungan hidup. Termasuk, soal El Nino yang melanda Indonesia.
“Jadi sekarang harus bersiap, wartawan juga harus menginisiasi kalau El Nino itu kekeringan, jadi kamu mesti nanya bagaimana nanti kehidupan petani, sawah,” jelas dia.