TRIBUNNEWS.COM - Personel Polrestabes Bandung diduga melakukan kekerasan saat membubarkan warga yang melakukan blokade jalan kawasan Dago.
Video dugaan tindakan represif polisi ke warga di Dago, Bandung viral di media sosial.
Aparat yang bertugas membubarkan massa dengan cara menembakkan gas air mata.
Selain itu, sejumlah warga Dago juga ditangkap usai terjadi kericuhan antara polisi dengan warga.
Dalam salah satu video yang terekam CCTV rumah warga, terlihat polisi mendobrak pintu rumah warga, pada video lainnya terlihat polisi masuk pemukiman warga melakukan sweeping.
Baca juga: 5 Fakta Kericuhan Warga dengan Polisi di Dago Bandung: Kronologi hingga Ada Lemparan Gas Air Mata
Diketahui, dalam peristiwa itu anggota yang dilibatkan merupakan gabungan dari Polrestabes Bandung dan Polda Jabar.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, pihaknya akan menelusuri petugas yang diduga bertindak represif dengan membentuk tim khusus.
"Tadi sudah dibentuk tim khusus juga untuk melihat kondisi tersebut apakah pelaksanaan tugas itu sudah sesuai dengan prosedur atau bagaimana, nanti hasilnya akan kita info lagi," ujar Ibrahim Tompo, Rabu (16/8/2023).
Hingga saat ini, belum ada satupun anggota polisi baik dari Polrestabes Bandung maupun Polda Jabar yang dimintai keterangan terkait dugaan tindakan represif tersebut.
Tim khusus yang baru dibentuk, kata dia, bakal melakukan pendalaman terlebih dahulu agar dapat mengetahui siapa saja petugas yang diduga melakukan tindakan represif.
Padahal, di media sosial dan aplikasi percakapan WhatsApp, video tersebut sudah sangat banyak beredar.
Baca juga: Kericuhan di Kawasan Dago Bandung, 7 Warga Diamankan, Blokade Jalan dan Ganggu Ketertiban Umum
"Timnya baru dibentuk tadi, jadi untuk tahap awal juga melakukan pendalaman dulu, untuk pemeriksaan nanti akan tahap selanjutnya," ucapnya.
Sebelumnya, bentrokan terjadi antara Polisi dengan warga Dago Elos, saat aksi penutupan jalan Ir H Djuanda, Senin (14/8/2023) malam.
Aksi penutupan jalan dilakukan warga pada pukul 21.00 WIB, setelah kecewa laporan mereka diduga ditolak oleh Polrestabes Bandung.