Kini pendidikannya yang baru seumur jagung itu harus berhenti dijalan setelah meninggal dunia.
Tak dipungkiri, Kristine mengaku sangat bersedih hati atas meninggalnya sang keponakan.
Mengurai doa untuk Advent Pratama Telaumbauna, Kristine percaya bahwa kepergian sang keponakan merupakan rencana terbaik Tuhan.
"Tapi.... Tuhan berencana lain, hari ini kami sekeluarga sangat sedih. Jalan Tuhan tidak bisa di Selami oleh manusia, rencana Tuhan selalu yang terbaik. "Apa yang Tuhan buat, baik adanya".
Selamat jalan anak Iven Advent Pratama Telaumbanua Doa dan air mata mengiringi kepergian mu. Tuhan selalu memberikan penghiburan dan kekuatan bagi papa, mama, Paman, Tante, saudara, dan keluarga besar yg ada di Nias." kenang Kristine.
Keluarga Peluk Jenazah Advent Pratama
Diketahui, Jenazah Advent Pratama Telaumbanua tiba di rumah duka di Desa Taluzusua, Sidu Ori, Nias Selatan, Sumatera Utara.
Isak tangis mewarnai keluarga menyambut jenazah Advent Pratama Telaumbauna, siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung.
Kerabat serta para warga turut memadati rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya siswa SPN ini.
Suara tangis langsung pecah sejumlah keluarga memeluk jenazah Advent Pratama yang sudah terbujur kaku.
Kepergian Advent Pratama Telaumbauna ini membuat para keluarga dan banyak rekan berduka.
Baru Masuk Pendidikan 3 Minggu, Advent Pratama Meninggal, Keluarga Cium Kejanggalan
Advent Pratama Telaumbauna, siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung meninggal dunia disebut akibat kelelahan saat apel.
Penyebab kematian Advent Pratama itu tak langsung dipercaya pihak keluarga setelah ditemukan luka tak wajar di tubuh sang anak.
Diketahui, Advent Pratama Telaumbauna baru masuk pendidikan selama 3 minggu sebagai Bintara Polri Kemiling Polda Lampung.
Setelah dilakukan autopsi di RS Adam Malik Medan, ditemukan luka-luka tidak wajar di sekujur tubuh korban seperti luka sayatan di bagian jari tangan kanannya, bahkan sejumlah luka lebam di bagian tubuhnya.