"Anak saya gak bisa bernapas, tolong anak saya," teriak Herman sepanjang jalan sambil berlari menggendong anaknya.
Dibelakang Herman ada sosok wanita yang juga terihat berlari, dia adalah istrinya Herman.
Wanita yang mengenakan baju kaus merah muda tersebut juga tak bisa menahan kesedihan. "Ya tuhan anak saya, gak bergerak," teriaknya.
Melihat kedua suami istri ini berteriak, sorot mata warga yang berada di sepanjang jalan langsung mengarah kepadanya. Begitu juga seorang anggota Brimob Polda Kepri.
Ia langsung menolong Algifari yang sedang digendong ayahnya. Pertolongan pertama langsung diberikan agar sang anak sembuh.
Ia dibawa kesebuah lokasi yang aman. Sebisa mungkin anak tersebut harus di tolong. Sebab kondisi Algifari terlihat tidak bergerak.
Matanya memutih karena terkena gas air mata yang masuk ke kamar rumahnya saat Algifari sedang tertidur nyayak di dalam ayunan kamar tersebut.
Dengan sigap anggota Brimob memberikan bantuan dan akhirya anak tersebut terlepas dari masa-masa bahayanya.
Baca juga: IPW Kecam Bentrok Polisi vs Warga di Rempang Batam: Contoh Keberpihakan Polisi ke Pengusaha
Tidak hanya itu, anak kedua Herman yang bernama Fazan juga merasakan panasnya gas air mata. Saat itu, bocah 5 tahun tersebut juga berada bersama adiknya di dalam kamar.
Beruntug kedua anak Herman bisa segera diselamatkan karena kesigapan Herman membawa anaknya untuk meminta petolongan.
Herman yang ditemui dirumahnya pasca kejadian mengatakan, saat kejadian itu memang anaknya sempat pingsan dan bola matanya memutih.
"Saya kaget awalnya melihat anak saya pingsan dan matanya putih semua. Dia terkena gas air mata di rumah," sebut Herman yang ditemui TribunBatam.id di kediamannya.
Asap gas air mata ini masuk ke rumah Herman melalui jendela kamar. Kebetulan saat itu jendela kamar tersebut terbuka.
"Angin mengarah ke jendela rumah. Kebetulan anak saya berada di dalam ayunan. Dia langsung terkena gas air mata," sebutnya.