Kegiatan Penertiban Dilakukan Rutin
Sementara itu, Koordinator Satuan Tugas Pelaksana Pembinaan Kesiswaan (STP2K) SMAN 1 Bergas, Cipta Andy S, mengungkapkan kegiatan penertiban siswa di SMAN 1 Bergas dilakukan secara rutin.
"Ada yang dilakukan di awal, tengah, dan akhir semester. Kadang siswa diberi tahu agar siap dalam mematuhi aturan, tapi ada juga yang spontan," jelasnya, dilansir Kompas.com.
Saat kejadian penghapusan riasan wajah, kata Andy, tim STP2K yang terdiri dari 12 guru, dibagi dalam dua tim.
Menurut Andy, pihak sekolah melakukan penertiban terhadap siswa yang melanggar aturan.
Tak hanya soal make up, tapi juga atribut sekolah, kerapian, dan yang lainnya,
"Saat penghapusan makeup tersebut, dilakukan terhadap siswi kelas XI," ucapnya.
Terjadi Perubahan Karakter Murid saat Menjalani Pendidi di Rumah dan di Sekolah
Masih mengutip Tribun Jateng, Cipta Andi berpendapat, fenomena maraknya pelajar yang merias wajahnya didasari masa pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.
Ia mengungkapkan, terjadi perubahan karakter peserta didik saat menjalani pendidikan di rumah dan terbawa pada aktivitas belajar di sekolah saat pasca pandemi Covid-19.
“Habis dari Covid perubahannya luar biasa, dari SMP kemudian langsung masuk SMA. Setelah pemerintah memperbolehkan masyarakat tidak mengenakan masker, ternyata sebagian siswi yang masih mengenakan masker itu yang bermekap tebal,” ucapnya.
Baca juga: Viral Beli Handphone di Tokopedia Dapat Batu, Seorang Warganet Ngaku Rugi Rp 11 Juta
Andy pun menegaskan, razia itu merupakan bagian dari standarisasi pendidikan.
Adapun hal-hal yang tidak perlu dan tidak menyangkut pelajaran akan dilarang.
Sementara kosmetik yang masih diperbolehkan, yaitu parfum atau minyak wangi.