News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Senjata Melawan Hoaks Tema Kegiatan Literasi Digital di Surabaya

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bersama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dari Komisi Sosial (Komsos), Komisi Kerasulan Awam (Kerawam), Komisi Kepemudaan Keuskupan Surabaya, menggelar kegiatan literasi digital di Ballroom HARRIS Hotel & Conventions Bundaran Satelit Surabaya, Minggu lalu.

“Pada tahun 2021, Kominfo mendapat amanah dari Presiden Jokowi untuk mencanangkan program Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia,” tutur Indriyatno Banyumurti selaku narasumber yang hadir pada acara tersebut.

“Terdapat empat pilar Literasi Digital, yaitu; Cakap, artinya kemampuan memakai teknologi digital untuk mengunakannya; Aman, artinya keamanan data pribadi di dunia digital; Budaya, artinya mengejawantahkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan ke dalam aktifitas digital sehari hari; Etis, artinya memperhatikan setiap tutur kata yang digunakan dalam keseharian dalam dunia digital,” urainya.

Indriyatno Banyumurti juga menyebutkan bahwa Berita hoaks muncul di media digital yang sama seperti sebagaimana dipakai dalam keseharian, contohnya WhatsApp, Facebook, Instagram, dan lain sebagainya.

“Demi terhindarkan dari berita hoaks, maka sudah semestinya mengenali ciri-ciri dari berita hoaks, yaitu; menyerang perasaan, mendesak untuk disebarkan, ketidakjelasan sumber berita, tidak logis, judul berita yang provokatif,” ujarnya.

Indriyatno Banyumurti juga memberi tahu beberapa cara menanggulangi berita hoaks antara lain; keharusan berpikir kritis, memeriksa adakah ciri hoaks di dalamnya, cermati Alamat situs, dan memeriksa orisinalitas berita di https://s.id/cekhoaks. Saring sebelum sharing, sabar sebelum sebar.

Dikesempatan yang sama Yohana Vanda yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan ini membahas soal “Etis Bermedia Sosial”. Menurutnya, etika di media sosial harus sama seperti etika saat berjumpa langsung dengan orang yang dituju.

"Etika sebagai sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya, etika berlaku meskipun hanya seorang diri. Etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Perlu adanya kebijaksanaan dalam memilah dan memilih konten untuk dibagikan di sosial media, karena segala sesuatu yang telah diunggah ke platform media sosial akan otomatis menjadi konsumsi publik," jelasnya.

Orang Muda Sangat Berpotensi Untuk Membawa Dampak Bagi Masyarakat

Yohana juga mengungkapkan bahwa orang muda sangat berpotensi untuk membawa dampak bagi masyarakat di sekelilingnya dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar.

"Sebagai orang muda sudah seharusnya memiliki kemampuan untuk menyaring kabar yang seringkali hilir mudik mencari sasaran berita hoaks yang memiliki kemungkinan menjadi korban cyber bullying. Cyber bullying sendiri merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental), dengan menggunakan media digital. Tindakan ini bisa dilakukan terus menerus oleh yang bersangkutan hingga korbannya mengalami depresi. Berbuat baik dan jagalah etika dalam bermedia sosial," paparnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A,, M.Phil, M.A. yang juga menjadi narasumber ketiga memaparkan soal “Cerdas Menggunakan Teknologi dan Media Sosial dalam Mewujudkan Algoritma Kebangsaan”.

"Nilai Algoritma kebangsaan harus ditingkatkan agar nilainya lebih banyak dari pada algoritma yang merusak. Oleh karena itu, tiktok, IG, FB, twitter harus dipergunakan untuk mempromosikan Indonesia yang hebat dengan cara yang sopan santun," ujarnya.

Pada kegiatan ini par peserta juga disuguhkan dengan berbagai pengetahuan digital dengan menyaksikan tayangan edukasi mengenai Literasi Digital. Selain itu, peserta kegiatan seminar Literasi Digital di Kota Surabaya diajak untuk menggunakan platform Ouizizz guna menguji pemahaman peserta akan materi yang disampaikan oleh para narasumber.

Dalam hal ini, panitia telah menyiapkan sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan yang telah dirangkum dari 3 materi paparan. Peserta diberikan waktu 10 detik untuk menjawab masing-masing pertanyaan, pada momen tersebut seluruh peserta terlihat cukup antusias dalam menjawab setiap pertanyaan dengan cepat dan tepat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini