Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - "Mas, ini dipotong sesuai pola ya."
"Pelan-pelan saja, satu per satu sampai selesai," ujar Rita ke Agus di workshop Anak Bangsa Cerdas (ABC) Wooden Toys di Gedongkiwo, MJ I/ 676, Yogyakarta beberapa tahun silam.
Tak jauh dari Agus, ada Topan, pemuda 20 tahunan yang tengah asyik mengampelas balok-balok kayu.
Pesan yang sama disampaikan Rita kepada Topan, pekerja di bagian ampelas dan cat, hanya saja instruksi kali ini disampaikan melalui tulisan.
" Ampelas sampai halus," tulisnya di sebuah kertas.
"Cat biru semua."
Begitu gambaran ketika Rita Indriana, pemilik ABC Wooden Toys mengajari pekerja baru di workshop-nya beberapa tahun lalu.
Instruksi disampaikan dengan bahasa yang sederhana, jelas dan spesifik kepada masing-masing karyawan.
Tak lupa pujian juga ia berikan ketika para karyawan ketika selesai melakukan tugas pada hari itu.
Kesabaran dan naluri keibuan juga menyertai Rita dalam mengajari karyawan barunya untuk memproduksi mainan edukasi atau Alat Peraga Edukatif (APE).
Dua karyawan baru ini adalah lulusan dari Sekolah Luar Biasa (SLB) dari wilayah Jogja yang ia rekrut untuk jadi anggota "keluarga" ABC Wooden Toys.
Agus adalah lulusan dari SLB-C atau penyandang tunagrahita, sementara Topan lulusan SLB-B atau penyandang bisu dan tuli dari SLB di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Komunikasi harus jelas dan saya harus ngemong untuk melihat potensi masing-masing individu agar pesan yang saya sampaikan bisa dipahami baik melalui perkataan maupun melalui tulisan,” kata pemilik ABC Wooden Toys, Rita Indriana saat ditemui Tribunnews.com di tokonya yang beralamatkan di Gendeng GK IV/598 A, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta pertengahan September 2023.