Stigma lain yang ingin ia ubah adalah penyandang difabel sering dianggap jadi beban keluarga karena tak bisa mandiri di kehidupan sehari-hari.
“Beberapa karyawan kami secara nyata sudah tak jadi beban bagi keluarga, bahkan bertransformasi jadi tulang punggung keluarga.”
“Misalnya Mas Topan, ibunya dulu adalah buruh cuci pakaian, sekarang setelah Mas Topan settle di sini, ia sudah bisa “memaksa” sang ibu untuk mengurangi pekerjaannya sebagai buruh cuci dengan memberikan ke keluarga gaji yang ia terima dari sini,” terang Rita.
Contoh lain adalah Agus di tahun 2023 ini baru saja membeli sebuah sepeda motor seharga puluhan juta secara tunai.
“Saya dan suami tentu senang, teman-teman itu bisa membantu keluarga dan bahkan beli motor secara cash,” kata dia.
Ia tak ingin lulusan SLB hanya menjadi pengamen atau pengemis tanpa bisa memanfaatkan keahlian yang didapatkan di SLB di dunia nyata.
Di sisi lain, Rita dan suami juga mewajibkan semua karyawannya untuk mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
Harapannya, semua karyawan, khususnya penyandang difabel ketika sudah tak kerja di ABC Wooden Toys bisa mendapatkan manfaat seperti JHT dan Jaminan Pensiun.
“Kolaborasi seperti ini saling bermanfaat bagi semua pihak, kami senang bisa menolong mereka, dan mereka bisa bermanfaat minimal bagi keluarga masing-masing,” kata Rita.
Rita mencatat, ada tujuh karyawan difabel yang pernah bekerja di usaha yang punya slogan Mainan SNI Bersama Difabel ini.
Adapun dua orang karyawan sudah menikah sehingga keluar dari pekerjannya dan satu pensiun di tahun 2020 lalu.
" Kami berharap para teman-teman difabel bisa mandiri dan memiliki usaha sendiri di kemudian hari," ungkap Rita.
Produk ABC Wooden Toys tembus pasar mancanegara
ABC Wooden Toys kini telah melayani permintaan APE atau mainan edukatif untuk pasar di dalam dan luar negeri.
Perusahaan yang punya showroom di Gedongkiwo MJ I/ 676 Yogyakarta ini telah mengirimkan mainan edukatifnya ke hampir seluruh pelosok daerah di Indonesia.
“Kami sempat ikut pameran di Malaysia dan Australia, ada juga order dari situ,” tegas Rita.
Area pemasaran ABC semula di Yogyakarta telah berkembang ke Aceh, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Samarinda, Semarang, Solo, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Kupang, Papua Barat, Manado, hingga Makassar.
ABC Wooden Toys juga bermitra dengan ratusan di seluruh Indonesia dan puluhan konsinyasi.
Perusahaan yang bervisi Mewujudkan Anak Bangsa Cerdas dengan Alat Permainan Edukatif Bersama Difabel ini awalnya hanya membuat puzzle, namun kini jenis mainan semakin banyak dan beragam.
Misalnya permainan labirin, kereta, menara, balok, dan alat bantu terapi kesehatan sehingga di tahun 2023 ada lebih dari 300 jenis mainan edukatif yang diproduksi.
“Selain dari riset suami saya yang berkecimpung di SLB, kami juga banyak mendengarkan masukan dari guru PAUD ataupun guru SLB yang memanfaatkan produk kami secara kontinyu di kehidupan sehari-hari,” terang ibu dua anak ini.
“Misalnya kereta huruf, atau labirin, kami terima masukan itu, lalu kami produksi sesuai dengan standar ABC Wooden Toys.”
Rita mengakui selain ikut pameran di berbagai kesempatan, pemasaran secara online juga membuat produknya makin dikenal oleh banyak orang termasuk dari luar negeri.
“Ada pula peran-peran dari pihak lain seperti Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang mendampingi kami menjaga kualitas produk hingga pemasaran secara online,” terang Rita.
ABC Wooden Toys bergabung menjadi mitra binaan YDBA sejak 2018.
Banyak keuntungan yang Rita rasakan semenjak menjadi mitra binaan YDBA, seperti pendampingan di sisi manajemen, pengemasan hingga quality control.
Dihubungi terpisah, Ketua Yayasan YDBA Sigit P Kumala mengatakan pihaknya memberikan pendampingan kepada ribuan UMKM di Indonesia dengan harapan mewujudkan UMKM mandiri dan naik kelas.
“Termasuk satu di antaranya ABC Wooden Toys yang tahun 2023 ini baru saja memenangkan beberapa penghargaan dari kami,” kata Sigit.
“Kami prinsipnya beri kail, bukan beri ikan, jadi kami membuka seluas-luas kesempatan bagi para mitra untuk belajar bersama di semua lini, dari produksi hingga ke pemasaran,” tambahnya.
YDBA memberikan pelatihan, pendampingan, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi pembiayaan kepada UMKM, tujuannya UMKM binaan dapat mencapai kemandirian serta naik kelas, awet, dan go global.
“Kami juga rutin mengajak mitra binaan untuk pameran di GIIAS, Trade Expo Indonesia dan lainnya, harapannya bisa mengenalkan UMKM ke tingkat global,” tambah Sigit.
Terbaru, ABC Wooden Toys mendapatkan penghargaan menjadi UMKM dengan Quality Control Circle (QCC) Terbaik Juara 1 Kategori Kerajinan/ Kuliner dan UMKM Mandiri Terbaik Kategori Kerajinan/Kuliner pada YDBA Award 2023. (*)