Menurut data, volume normal Waduk Botok berada di kisaran 0,48 juta meter kubik.
Namun realitanya saat ini, Agus mengatakan volumenya sudah berkurang lantaran adanya sedimentasi di Waduk Botok.
"Sedimentasi sudah banyak, beberapa juga alih fungsi. Terakhir kali dilakukan pengerukan sekitar 2012," imbuhnya.
Sementara itu petani setempat, Parmo, mengatakan lahan miliknya di Desa Mojokerto turut terdampak akibat kemarau panjang dan keringnya Waduk Botok.
"Iya susah dapat air," ujarnya.
Ia mengatakan bila air mencukupi, dalam satu tahun bisa tiga kali panen.
Akan tetapi dengan kondisi kekeringan, sebagian lahan hanya cukup untuk dua kali panen.
"Kalau yang dekat waduk sini bisa tiga kali, kalau yang agak jauh dari sini ya cuma dua kali, kebanyakan tanahnya bera, libur tidak ditanami," ungkapnya.
Saat lahannya tidak ditanami, ia mengaku memelihara ternak kambing.
"Ini juga sedang cari rumput untuk kambing," ujarnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)