News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perjuangan KMPA Giri Bahama Angkat Air Gua Suruh: Putus Kekeringan, Angkat Kesejahteraan Warga Desa

Penulis: Imam Saputro
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokumentasi pengangkatan air dari perut Gua Suruh di Desa Pucung pada tahun 2013, air disedot dari kedalaman 44 meter di bawah permukaan tanah

Keadaan baru berubah drastis ketika tahun 2013, air sungai bawah tanah di Gua Suruh berhasil diangkat dan disalurkan ke ribuan warga Desa Pucung.

“ Sekarang tinggal putar keran, air mengalir, tanpa harus mikul blek (kaleng minyak bekas) lagi” kata Suyadi.

“ Alhamdulillah sejak 2013, kebutuhan air di Desa Pucung terpenuhi dari air yang ada di Gua Suruh, airnya juga jernih “ sambung Suyadi.

Dengan adanya air yang diangkat dari Gua Suruh, kata Suyadi, masyarakat di Desa Pucung merasa sangat terbantu.

“Paling terasa ya kami bisa menggunakan air sesuai dengan kebutuhan normal pada umumnya, bisa masak air, memasak, mandi dan cuci dengan jumlah air seperti orang di daerah lain” kata dia.

Selain itu, kesejahteraan masyarakat secara tidak langsung juga naik.

“ Sekarang kalau butuh air itu tinggal putar keran, kalau dulu, malam hari sebelum tidur harus mikir mau ambil air dimana, siang jam 2an juga sudah mikir sore mau ambil air dimana, kerja jadi kurang fokus,” terang pria yang dahulu berprofesi menjadi guru sekolah dasar ini.

Di desa yang mayoritas penduduknya adalah petani dan peternak, aliran air dari perut Gua Suruh sangat membantu untuk mendukung mata pencarian mereka.

Efeknya, secara ekonomi pendapatan warga desa dari pertanian dan peternakan cenderung naik.

Selain itu, ketiadaan air di musim kemarau juga kerap memaksa warga desa untuk membeli air dengan nominal yang tidak murah.

Suyadi ditemani sang cucu ketika memperlihatkan gambar penampang Gua Suruh terkait pemanfaatan air untuk Desa Pucung (TribunSolo/Imam Saputro)

“ Kalau beli satu tangki ya kira-kira 200an ribu, kan uang segitu bisa dimanfaatkan untuk hal lain,” terang dia.

Jika dihitung dalam satuan volume air, biasanya air dibeli dengan harga Rp 50.000/m3, maka dengan pengangkatan air dari Gua Suruh, air hanya “dibeli” di Rp3.000/m3, atau ada penghematan 1.300 persen.

Dari sisi kesehatan juga berdampak, warga bisa membersihkan diri seusai buang air kecil (BAK) ataupun buang air besar (BAB) secara lebih higienis.

“Ketika puncak musim kering, pas tidak ada air ya peper (membersihkan dengan daun) kalau habis BAB,” kata Suyadi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini