Naik Turun
Usahanya berangsur naik dan menguntungkan, Rifaul memberanikan diri menambah karyawan dan alat pendukung produksi.
Ditambah lagi, ia dianugerahi penghargaan Satu Indonesia Awards Provinsi Jawa Tengah dari Astra.
Semangat tersebut yang semakin menumbuhkan kepercayaan untuk berusaha lebih lagi.
Bapak dua anak ini bercerita perihal pendapatan hasil berjualan celana olahan limbah tekstil.
Saat puncaknya, ia pernah menjual produk celana hingga 30 karung sekali kirim. Rinciannya, satu karung berisi 30 kodi.
Harganya, per celana anak Rp 5.000, remaja Rp 10.000 dan ukuran dewasa Rp 15.000 per buah.
Pasar yang ia target yakni Yogyakarta, Solo, Kalimantan, Sumatra, hingga Bali.
Sebelum pandemi, total terdapat 30 karyawan bekerja dengannya. Terdiri dari tetangga sekitar rumah dan juga keluarga.
Namun kondisinya berubah saat pandemi menyerang. Rifaul mengurangi hampir setengah jumlah karyawan lantaran sulitnya berjualan.
Bagaimana tidak, saat pembatasan kegiatan masyarakat, aktivitas perdagangan hingga pengiriman barang terhenti dan dibatasi.
Pelanggan, kata dia, juga menghentikan pesanan karena menurunnya peminat.
Rifaul mengaku tak patah semangat, ia tetap melanjutkan produksi dan menjual sebisanya. Yakni memanfaatkan koneksi yang terbangun antar pelaku UMKM.
Seperti yang dibangun Astra saat ini, menurut Rifaul, Astra tengah memfasilitasi kolaborasi pelaku UMKM di berbagai daerah untuk saling mengisi.