Beberapa warga malah menggunakannya sebagai bahan bakar motor.
Warga mengambil air tanah berbau minyak itu menggunakan ember.
Dituangkan ke jerigen hingga botol bekas air mineral.
"Ada warga dicoba masukan ke dalam tangki motor, hidup motornya," kata Iswati.
Iswati menyebut sudah banyak sepeda motor warga yang menggunakan bahan bakar minyak dari sumurnya.
Sejauh ini kata dia, belum ada motor yang mogok.
"Lebih 30 an liter. Banyak yang sudah ambil puluhan motor. Ndak ada yang mogok,"
"Ndak ada orang komplain tu. Kalau motornya mogok pasti dagang ke sini," ungkap Iswati.
Menurut Iswati, sumur tersebut digali sejak 20 tahun silam. Namun, baru lima bulan ini tercium bau seperti minyak.
"Kemarin ada warna cuma hijau daun gitu jak. Belum curiga, sih. Baru tadi pagi kita lihat kok kayak pertalite. Cuma baunya berubah-ubah. Kadang bau gas, terus bau pertalite, bau lumpur juga,"
"Saya gak tau juga darimana datangnya minyak ini. Ada rembesan tetesan dari mata air. Beberapa titik. Dalam sumur," kata Iswati.
Pertamina Turunkan Tim Investigasi
PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan sedang menurunkan tim untuk menginvestigasi temuan terkait air sumur warga yang mengeluarkan minyak.
Area Manager Communication, Relation and CSR, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra menyampaikan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan sedang menurunkan tim untuk menginvestigasi temuan tersebut.
Pasalnya, dalam radius 4 km dari sumur tidak ada aktivitas distribusi lembaga penyalur resmi Pertamina. Adapun lokasi sumur dengan SPBU terdekat berjarak 4,7 km, yakni SPBU 6478605*l yang berada di wilayah Kecamatan Binjai Kabupten Sintang.