"Kalau pesanan ramai bisa sampai Rp 5 juta lebih," ungkapnya.
Harga produk Setyo Handmade bervariasi, seperti tatakan gelas yang dijual seharga Rp 15.000.
Sementara untuk tas, harganya mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 300.000.
Bergabung di Rumah BUMN Solo menjadikan Nares memiliki banyak ilmu, rekan usaha, dan pengalaman.
Ia sempat mengikuti BRI Incubator 2020, program pengembangan UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas.
Produk Setyo Handmade kini sudah dipasarkan mulai dari Jakarta Bali, Riau, Batam, Kalimantan, Maluku, dan daerah lainnya.
Limbah Jati Dimanfaatkan, Cuan Didapatkan
Ide usaha kreatif lainnya dilakukan Liem Lie Bien atau akrab disapa Bu Bien.
Bu Bien bisa meraup pundi-pundi rupiah dengan menjual produk kerajinan dari limbah kayu jati.
Potongan kayu jati dari furnitur yang tidak terpakai disulapnya menjadi tatakan gelas atau coaster, asbak, sisir kayu, vas mini, hingga mainan labirin unik.
Bu Bien dulunya merupakan penjahit, menerima pesanan pembuatan pakaian, memecah pola, hingga membuat baju pengantin.
Seiring berjalannya usaha jahit, ia mencoba mengkreasikan limbah-limbah jati yang ia dapat dari para perajin meja kursi.
Pada 2019, Bu Bien mengikuti Lomba Cipta Kriya Oleh-oleh khas Surakarta yang diselenggarakan Pemerintah Kota Solo.
"Saya kirim tas HP dari batik dan gantungan kunci dari limbah kayu jati, dapat juara 2," ungkap Bu Bien kepada Tribunnews.com.