Momen itu memantapkan Bu Bien menggeluti dunia craft dan membuat merek Bien Craft.
Limbah kayu jati didapatkan Bu Bien dari mebel-mebel di wilayah Solo dan sekitarnya.
Limbah yang digunakan biasanya memiliki ketebalan setidaknya 0,5 cm.
Bu Bien membuat konsep dan desain produk, kemudian konsep tersebut diserahkan kepada perajin mebel untuk diproses.
"Karena mesinnya mahal, jadi ada perajinnya sendiri, ide dari saya," kata Bu Bien.
Harga produk Bien Craft beragam, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 350.000.
"Untuk omzet yang jelas pendapatan bertambah, bisa untuk mengembangkan usahanya. beli bahan tidak bingung, bisa nabung dan berbagi," imbuhnya.
Usaha Bien Craft saat ini mendapat display di The Royal Surakarta Heritage, hotel bintang lima di Solo.
UMKM Binaan BRI, Dinaungi Rumah BUMN Solo
Baik Nareswari maupun Bu Bien, sama-sama tergabung menjadi UMKM binaan Rumah BUMN Solo, yang dikelola BRI.
Pengembangan usaha Setyo Handmade dan Bien Craft tak luput dari peran pengembangan kapasitas UMKM oleh Rumah BUMN Solo.
Selain memberikan beragam pelatihan, Rumah BUMN Solo memberikan kesempatan antar UMKM untuk berkolaborasi.
Dihubungi terpisah, Pimpinan Cabang BRI Solo Sudirman, Mustofa Adi Saputro mengungkapkan Rumah BUMN Solo menjadi wujud komitmen BRI dalam mendukung UMKM.
Pelaku UMKM mendapatkan bimbingan, pelatihan, dan pendampingan untuk membuat usaha naik kelas.