TRIBUNNEWS.COM, - Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mencatat sejak Januari-November 2023 terdapat 129 warga terkena HIV.
Dari 129 warga Kabupaten Ponorogo yang terkena HIV, satu di antaranya merupakan balita.
“129 penderita HIV itu tahun 2023. Data dari Januari hingga November 2023. Desember belum tutup bulan ya jadi belum terdeteksi,” ujar Kabid Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ponorogo, Anik Setiyarini dikutip dari TribunJatim, Minggu (10/12/2023).
Menurutnya, kasus HIV pada tahun ini di Ponorogo mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, pada 2022 ada 110 penderita HIV di bumi reog.
Baca juga: Orang dengan HIV yang Terinfeksi TBC Bisa Sembuh Total
“Tahun 2023 itu ada sebanyak 1 balita berjenis kelamin laki-laki yang menderita HIV. Untuk usianya tidak teridentifikasi. Yang jelas rentang usia 1-4 tahun,” katanya
“Jadi anak tersebut tertular ibu yang memang telah positif HIV. Terdeteksi awal karena ada ANC terpadu,” terang Anik.
Sementara, dari data yang ada memang kebanyakan yang terkena pada rentang usia 25-49 tahun.
Pada rentang usia tersebut, laki-laki berjumlah 51 dan perempuan berjumlah 19.
“Ada yang ibu rumah tangga. Dimana karena tertular suami. Perempuan itu kadang tidak tahu jika suami suka jajan dalam tanda kutip,” bebernya,
Sementara, selain balita dan dewasa juga ada anak-anak maupun remaja. Dimana pada usia 5-14 tahun sebanyak 1 penderita. 15-19 tahun ada 5 penderita. Selanjutnya usia 20-24 ada 10 penderita,
“Yang sudah lansia juga ada. Total ada 42 penderita. Itu mereka yang berusia diatas 50 tahun,” tegas Anik.
Menurutnya berbagai usaha telah dilakukan. Dinkes selalu melakukan edukasi terhadap siswa dan mahasiswa perihal bahannya seks bebas sehingga menimbulkan HIV.
Anik mengaku bahwa mereka yang terkena HIV itu bisa terlihat seperti orang sehat. Virus HIV ketika menyerang memerlukan waktu yang lama.
“Ketika infeksi sampai ada gejala butuh waktu. Harus periksa. Jika sampai ke rumah sakit bukan HIV saja tetapi AIDS,” bebernya.
Dia sendiri menegaskan bahwa angka survive di Ponorogo cukup tinggi. Dimana penderita rajin mengkonsumsi ARV.
”Mereka mendapatkan ARV dan rajin konsumsi ARV sehingga kondisinya stabil. Banyak kok yang penyintas dan survive,” pungkasnya. (Pramita Kusumaningrum/TribunJatim)