Selain itu, petugas juga menemukan pesan terakhir korban yang ditujukan untuk anaknya yang masih hidup, AKE (13).
Pesan itu diduga ditulis oleh korban W di sebuah cermin di toilet menggunakan spidol.
Dugaan satu keluarga itu mengakhiri hidup juga diperkuat dengan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Kemudian tidak ada barang korban yang hilang.
Gandha menuturkan, akses masuk ke rumah korban hanya memiliki satu pintu depan.
"Memang di belakang ada jendela, tapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu pun tidak ada kerusakan sama sekali."
"Untuk barang-barang yang hilang pun masih tersusun rapi, tidak ada yang hilang," ungkap Gandha.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa klik website berikut: LINK.
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Masalah Utang di Balik Akhir Hidup Ayah, Ibu dan Anak di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Luluul Isnainiyah)