TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - "Lombok ini luar biasa ya. Saya tadi diajak lewat ke Mandalika. Ada yang latihan balap motor, saya yakin ini bukan ojol."
Demikian canda Inayah Wahid, disambut tepuk tangan dan gelak tawa ribuan santri, dalam acara Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah, NTB, Sabtu (14/1/2024) malam.
Menurut Inayah, ini bukti kesejahteraan meningkat tapi kesejahteraan para pengusaha yang ada di Sirkuit Mandalika.
"Sedangkan kesejahteraan rakyatnya gak tahu juga," tambah Inayah langsung disambut tawa para santri.
Dia mengatakan masyarakat Lombok ini luar biasa, ini terbukti di pemilu 2019.
"Masyarakat Lombok sudah dibuatkan Bandara Internasional, sudah dibuatkan Sirkuit Mandalika. Tapi hasil pemilunya tetap, saya gak berani nerusin.." tambah Inayah sambil terkekeh disambut tepuk tangan santri.
Baca juga: Didampingi Yenny Wahid, Ganjar Ziarah ke Makam Hasyim Asyari dan Gus Dur
Menurut Inayah kalau di daerah lain, bukan di Indonesia tapi di negeri Wakanda dikasih seratus dua ratus ribu rupiah langsung di jual suaranya.
Tapi ini masyarakat Lombok sudah dikasih Sirkuit Mandalika sudah dikasih Bandara Internasional tapi tetap saja suaranya tidak dijual.
"Ngomongin politik, ini teman teman Gusdurian langsung ketakutan nih. Katanya semalem (panitia Gusdurian) ndak boleh ngomongin politik, soalnya saya sering ngomong politik, (terus) deklarasi ke calon tertentu. Ndak ada deklarasi deklarasi. Wong saya Ndak yakin kalok Gusdur Nyapres bisa kepilih kok," tambah Inayah sambil terkekeh disambut tepuk tangan santri.
Seperti diketahui acara Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah tidak hanya diikuti oleh santri tapi juga dihadiri oleh KPUD dan Bawaslu Lombok Tengah.
"Semalem (sehari sebelum acara) saya diajak ngopi sama temen pemilu (penyelenggara pemilu), sampai tengah malem jam setengah satu dini hari. Teman teman ini kuatir dan memastikan kalok Ning Inayah gak ngomong politik. Lha kok malam ini malah yang ngajak ngopi saya (temen temen KPUD & Bawaslu) di roasting Ning Ine. Dia yang stand up, saya yang deg deg-an," jelas Ahmad Jumaili, Koordinator Gusdurian Lombok Tengah sekaligus Ketua Panitia Rangkaian Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah.
"Khas Gusdur bingit, Ning Ine plek ketiplek ceplas ceplosnya Gusdur. Kalok sampai panitia Haul Gusdur di interogasi soal politik politikan sampai tengah malem, ini tandanya acaranya sukses. Acaranya dicurigai. Hahaha..." jelas Gus Paox Iben Mudhaffar, pengasuh Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo Kaliwungu Kendal Jawa Tengah yang turut mendampingi Inayah Wahid di Lombok.
"Bukan cuma roasting pemilu, Tuan Guru Haji Doktor Sabarudin pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur'an aja langsung di roasting Ning Ine, pas mulai stand up. Katanya (Inayah Wahid) Tuan Guru Haji Sabarudin harus disebutkan Doktornya, karena masih baru banget gelarnya, masih plastikan, hahaha..," terang Dul Rahman, santri yang hadir dalam Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah.
Menurut Inayah, demokrasi itu bukan copras capres nyoblos trus selesai.
Demokrasi itu dibicarakan setiap hari. Jadi jangan baperan.
"Namanya demokrasi ada debatnya, mosok bilang di bully dalam debat," sahut Inayah Wahid sambil terkekeh diikuti tepuk tangan santri.
Rangkaian Haul Gusdur ke 14 yang diselenggarakan oleh Gusdurian Lombok Tengah dimulai sejak tanggal 10 Januari 2024 dengan agenda tanam ribuan pohon di dua tempat yaitu Taman Wisata Narmada dan Taman Kebun Kongok.
Kemudian dilanjut pada tanggal 11 Januari 2024 Diskusi Publik di Mataram bersama Tribunnews.com
Inayah Wahid hadir mengenakan setelan kerudung hijau, kaos putih, blazer hitam dengan sarung batik merah didampingi Gus Paox Iben Mudhaffar.
Menurut Inayah, setelan ini adalah tanda dukungan ke Palestina.
Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah ini jatuh pada hari Sabtu 13 Januari 2024 dan diadakan di Pondok Pesantren Nurul Qur'an Lendang Simbe Mertak Tombok, Lombok Tengah.
Pondok pesantren ini diasuh oleh Tuan Guru Haji Doktor Sabarudin AR dan dihadiri oleh para perwakilan dari FKUB Forum Kerukunan Umat Beragama wilayah NTB, Parisada Hindu Darma Indonesia, Budayana Indonesia, da Persekutuan Gereja Indonesia.
Hadir pula Forkopimda Provinsi NTB, Forkopimda Kabupaten Lombok Tengah, Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri, serta Forkopimcam Kecamatan Praya, dan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama NTB Dr. Baiq Mulianah, M.Pd.I.