Saat itu pula Asmawi langsung pulang ke Indramayu.
Ia langsung meminta bantuan dari keluarga mantan istrinya untuk membawa pergi AS.
Nenek AS dari pihak mantan istrinya turut membantu membawa pergi bocah malang tersebut.
Tanpa sepengetahuan buyutnya, AS dibawa ke rumah ayahnya di Desa Lempuyang.
"Ibunya (mantan istri) juga meminta agar anak dirawat dulu di sini, asal jangan di sana (rumah buyutnya)," ujar dia.
Korban minta nasi goreng
Ayah AS, Asmawi (29), mengatakan, menurut keterangan anak pertamanya tersebut, penyiraman air panas ini berawal saat AS ingin minta makan nasi goreng.
Baca juga: Terlibat Kasus Kekerasan, Polisi di Polres Halmahera Barat Disanksi Demosi
"Si anak mau minta makan nasi goreng, sedangkan si buyutnya sedang masak air," ujar Asmawi, Kamis (8/2/2024).
Asmawi tidak mengetahui secara pasti alasan yang melatarbelakangi mantan neneknya itu menyiram air panas yang masih mendidih ke tubuh anaknya.
Saat Asmawi menanyakan kejadian itu kepada buyut korban, lanjut dia, keterangannya selalu berubah-ubah.
Dari awalnya tidak mengakui, kemudian mengaku hanya disiram dengan segelas air panas.
"Tapi kalau segelas doang masa lukanya sampai separah ini," ujar dia.
Korban Akan Didampingi LPAI
Kejadian bocah 10 tahun disiram air panas oleh buyutnya sendiri di Kabupaten Indramayu menjadi sorotan banyak pihak.
Baca juga: Terlibat Kasus Kekerasan, Polisi di Polres Halmahera Barat Disanksi Demosi
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Indramayu hari ini datang ke rumah ayah kandung korban di Desa Lempuyang, Kecamatan Anjatan untuk melihat kondisi AS, Kamis (8/2/2024).
Koordinator LPAI Indramayu, Lubis mengaku prihatin atas kejadian tersebut.