Bahan yang dipakai dan dibagikan untuk dekontaminasi mencakup 50 kilogram obat desinfektan.
"Satu tim itu ada 15 orang untuk melakukan dekontaminasi di satu desa, itu berasal dari beberapa puskesmas. Kita bagi jadi enam tim karena satu hari ada enam desa yang dikerjakan," kata dia.
"Selain penyemprotan kami juga lakukan sosialisasi dan edukasi terkait cara penggunaan alat karena setelah dikerjakan oleh tim puskesmas, nantinya alat ini diserahkan warga untuk melakukan dekontaminasi secara mandiri bersama perangkat desa," sambung dia.
Hingga masa tanggap darurat selesai, ia mengatakan pihaknya akan fokus menyasar rumah yang belum terjamah oleh tim gabungan dan pembersihan sisa sampah dan lumpur di permukiman warga.
"Setelah dekontaminasi selesai, fokusnya itu rumah yang belum dipakai yang belum tersentuh dilakukan penyemprotan," kata dia.
"Selain itu selanjutnya adalah sampah itu jadi orientasi kami karena belum semua, ini masyarakat masih fokus pembersihan rumah jadi setelah ini kami baru fokus ke sampah bersama tim gabungan," sambung dia.
Sampai hari ini, hasil kaji yang dilakukan tim gabungan menunjukkan bahwa banjir sudah mulai surut di hampir 98 persen wilayah.
Para warga yang mengungsi juga telah berangsur kembali ke rumah.
Kendati demikian, merujuk laporan situasi terkini per 25 Februari 2024, masih tersisa satu titik pengungsian yang terkonsentrasi secara mandiri yakni di Masjid Al Busyro Kedung Banteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar.
Di pengungsian tersebut tercatat ada sebanyak 300 jiwa yang masih mengungsi lantaran air masih menggenang di sebagian wilayah Desa Wonorejo serta belum selesainya pembersihan yang dilakukan oleh warga maupun relawan.