Kabar tersebut menyebar cepat di masyarakat Kabupaten Buru.
Fandi menyebut, hiasan tersebut memiliki berat 2,6 kilogram.
Harga hiasan masjid yang hilang itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 3 miliar.
"Itu beratnya 2,6 kg," ujarnya.
Pelaku Diduga Sudah Petakan Situasi
Fandi mengaku heran aksi pencurian itu bisa terjadi dengan sangat rapi tanpa ketahuan warga di desa tersebut.
Pasalnya, untuk mengambil hiasan emas itu, pelaku harus menaiki atap masjid dan harus punya keahlian khusus untuk memanjat kubah sebelum akhirnya mengambil hiasan emas tersebut.
"Itu mau naik kubah itu sangat sulit, setengah mati kalau mau lewat lalu niatnya langsung mau ambil itu agak sulit. Karena kalau mau naik ke atas kubah harus pakai tali, tangga yang direkatkan dengan paku dulu baru bisa naik," ungkapnya.
Karena itu, Fandi meyakini para pelaku pencurian telah mempersiapkan diri dengan matang dan telah melakukan pemantauan lokasi terlebih dahulu.
Baca juga: Warga Muslim China bentrok dengan polisi imbas keputusan pembongkaran kubah masjid
"Sepertinya mereka sudah bikin pemetaan dan pemantauan dulu," ujarnya.
Ia pun berharap polisi segera mengungkap kasus tersebut, dan para pelaku segera ditangkap.
Polisi Periksa Sejumlah Warga
Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang, mengatakan pihaknya telah mengirimkan tim ke lokasi setelah menerima laporan hilangnya hiasan kubah masjid tersebut.
"Kami telah mengirimkan tim ke lokasi setelah menerima laporan kehilangan kubah mesjid," kata AKBP Sulastri Sukidjang.
Tim tersebut telah memulai penyelidikan di Desa Kayeli, Kabupaten Buru.
"Kami juga telah meminta keterangan dari beberapa warga terkait kasus ini," ungkapnya.