AKBP Sulastri Sukidjang menyatakan penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap motif dari tindakan pencurian ini serta mengidentifikasi pelaku tersebut.
Raja Negeri Kayeli, Fandi Ashari Wael, juga mengajak seluruh warga untuk bekerja sama dengan memberikan informasi penting yang dapat membantu proses penangkapan pelaku.
"Warga harus bekerja sama untuk menemukan pelaku," katanya.
Asal Usul HiasanĀ Berlapis Emas
Fandi Ashari Wael mengungkap hiasan lafaz Allah senilai Rp 3 miliar tersebut berasal dari patungan warga.
"Jadi dulu awalnya tahun 2013-2014 itu semua masyarakat dan penambang yang ada di Gunung Botak itu kumpul emas," kata Fandi dilansir dari Kompas.com.
Setelah emas terkumpul, panitia dan warga kemudian mendatangkan perajin emas ke desa tersebut untuk membuat hiasan berbentuk lafaz Allah yang kemudian dipasang di atas kubah masjid tersebut.
"Itu perajin emas didatangkan ke Kayeli lalu dibikin di Kayeli," ucapnya.
Kemudian hiasan tersebut dipasang pada 2015 dengan melakukan proses upacara keagamaan.
Sumber: (Tribunambon.com/Kompas.coms)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Siapa Pelakunya? Ada Orang Bolak-Balik Sebelum Hiasan Masji