News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Motor Bocah Penjual Makaroni Keliling Tabrak Tiang, Ibunda Ungkap Pesan Satu Jam Sebelum Fhio Pergi

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fhio (13) meninggal dunia usai mengalami kecelakaan tunggal di Jl Putri Dara Hitam, Pontianak Kota tadi malam Minggu 5 Mei 2024 sekitar pukul 22.12 WIB.

"Saye suruh balek tu bang pas ketemu. Tapi die dak maok, karne dagangannye masih ade sisa 8 pcs. Saye sampai bilang kalau jam 9 dak balek saye susul ye. Die dak maok pas saye suruh balek. Jadi nunggukan die lah tu sampai jam setengah 10," katanya.

Tak kunjung pulang hingga pukul 9 malam, keluarga korban pun dikejutkan dengan kabar tak mengenakkan, yang mengatakan bahwa Fhio mengalami kecelakaan dan dinyatakan meninggal dunia.

Bahkan, sang ibu juga mengatakan korban merupakan sosok yang tak pernah mengeluh dan merupakan sosok yang baik, rajin bahkan periang.

Setelah di sholat kan, korban pun dimakamkan di pemakaman umum di Sungai Bangkong, Pontianak.

Sering telat ke sekolah 

Kepala Sekolah SDN 03 Pontianak, Suhadaniah membeberkan keseharian korban saat disekolah.

"Secara personal beliau ini anak yang baik, santun, penurut juga terhadap apa yang disampaikan oleh bapak/ibu gurunya," katanya saat ditemui di rumah duka.

Dirinya menyebut, korban kerap kali terlambat saat berangkat sekolah.

"Memang keadaan beliau ini kan kita tau, membantu keluarganya lah. Mungkin awal-awalnya dia sedikit tidak senang juga ya berjualan, tapi belakangan dengan dia merasakan dapat uang dari pekerjaannya, jadi dia senang," ungkapnya.

Dengan ini, pihak sekolah juga mau tidak mau harus memahami keadaan korban yang selalu berjualan di malam hari.

"Saya juga sempat menyampaikan kepada orang tuanya untuk sedikit mengurangi kegiatannya saat berjualan, karena dia juga kan masih pelajar di sekolah. Tapi kalau secara kepribadian anaknya ya itu tadi santun, baik dengan teman-temannya," jelasnya.

Suhadaniah menyebut, korban merupakan murid mutasi dari luar Kalbar sejak masuk kelas 3 SD dan memiliki kepribadian yang sopan.

"Kalau permasalahan lain tidak ada, hanya sering telat saja, ya kami memahami itu. Karena memang kendalanya mungkin kurang tidur atau faktor capek dan sebagainya, tapi kalau kita panggil dan ingatkan selalu sopan, ya namanya juga anak-anak," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini