Adapaun rinciannya, 19 korban meninggal berasal dari Kabupaten Agam, 14 orang dari Tanah Datar.
Kemudian, 2 korban tewas berasal dari Padang Panjang, 1 lainnya dari Kota Padang, dan 8 korban dari Padang Pariaman.
"Agam dan Tanah Datar terparah. Kedua daerah ini yang paling terdampak banjir lahar hujan, karena banyak kawasan yang dilalui alur banjir lahar hujan," katanya, dikutip dari TribunPadang.com.
BNPB juga mencatat 15 orang hilang dengan rinciannya, tiga dari Kabupaten Agam dan 12 orang di Tanah Datar.
Selain korban jiwa, bencana ini juga mengakibatkan 71 rumah hilang, 125 rusak sedang, dan 32 rusak ringan.
Detik-detik Banjir Bandang
Riswan, warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam menceritakan detik-detik banjir bandang terjadi.
Riswan menuturkan, kejadian berlangsung begitu cepat.
"Bunyi batu bergesekan dan suara air bergemuruh. Akhirnya rumah, kendaraan, warung, dan sekolah hilang," kata Riswan, dilansir TribunPadang.com.
Ia mengungkapkan, banjir ini membawa kayu setinggi 2 meter sampai 8 meter dan bebatuan yang sangat besar sekira ukuran mobil dan motor.
Baca juga: Ibu Mertua dan 4 Kerabat Tersapu Banjir Bandang di Tanah Datar, Liza Berharap Mereka Cepat Kembali
Banyak bangunan hingga kendaraan tersapu banjir bandang.
"Airnya juga sangat amat besar, sehingga banyak bangunan hilang tak tersisa terdampak banjir ini," ungkapnya.
Ia menjelaskan, satu sekolah nyaris tak tersisa di IV Koto Agam.
Rumah makan, warung dan rumah warga juga hilang entah kemana puingnya.
"Kendaraan yang terparkir di luar rumah turut disapu oleh banjir besar ini," imbuhnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul UPDATE Dampak Banjir dan Longsor di Sumbar: 44 Meninggal Dunia di 5 Daerah, 71 Rumah Hilang
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunPadang.com/Wahyu Bahar/Panji Rahmat, Kompas.com/Perdana Putra)