"Sehingga saya putuskan Arya enggak sekolah dulu, khawatir teman-temannya nge-bully Arya gitu," terang Nita.
Keluarga pun merasa kesulitan menghadapi perubahan perilaku Arya yang kian mengkhawatirkan.
"Makin ke sini, kondisi Arya makin memprihatinkan, karena suka mukulin kepala sendiri tuh," ucap Nita.
Kini, Nita pun berharap agar Arya dapat segera pulih dan kembali seperti sedia kala.
"Saya inginnya tuh Arya bisa sembuh, bisa sekolah lagi kayak dulu, sembuh seperti sedia kala."
"Terus bisa punya teman banyak lagi untuk bermain, normal lah kayak layaknya anak-anak yang lain," ungkapnya.
Kronologi HP Arya Dijual
Ketua RT setempat, Ajat Supriadi, mengatakan depresi yang dialami Arya sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
Ketika itu, Arya baru dua bulan duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD).
"Arya itu sebenarnya normal, tapi peristiwa itu terjadi ketika Arya memasuki kelas VI. Waktu itu baru dua bulanlah tiba-tiba kehilangan HP dari jerih payahnya sendiri," kata Ajat, dilansir TribunCirebon.com.
Baca juga: Sosok Arya, Bocah 13 Tahun Depresi setelah HP-nya Dijual Ibu, Jadi Malas Sekolah dan Sering Ngamuk
Ajat menuturkan, sebelumnya Arya berusaha keras untuk bisa memiliki HP agar bisa berkomunikasi seperti teman-temannya.
Setiap Jumat, Arya mengumpulkan uang dari kotak amal di masjid.
Setelah beberapa bulan, Arya akhirnya bisa membeli HP sendiri.
Namun, kebahagiaan Arya itu tak berlangsung lama.
"HP yang sudah ia beli itu dijual oleh orang tuanya, membuat Arya mulai terganggu pola pikirnya dan malas bersekolah," ungkapnya.