"Informasi awal dari masyarakat bahwa yang bersangkutan telah dibunuh oleh anak kandungnya sendiri."
"Sementara kami masih mendalami motif daripada pelaku, pengakuan sementara pelaku merasa kesal terhadap ibunya," tuturnya di Satreskrim, Selasa sore.
Setelah menghabisi nyawa ibunya, Rahmat tak lantas kabur.
Ia justru tidur di rumah dengan kondisi badan dan pakaiannya terdapat bercak darah Inas.
Akhirnya ia mendatangi Pahrudin dan mengaku telah membunuh ibunya sendiri.
"Korban itu setelah bunuh ibunya tidur dulu di kamarnya, karena kamarnya bersebelahan, korban tidur, setelah tidur pagi hari korban terbangun langsung ke rumah tetangga dengan membawa uang kurang lebih 300 ribu."
"Dia berkata pada tetangganya, 'Pak, tolong bunuh saya, ini ada uang saya kasih, bunuh saya, saya telah membunuh Ibu saya', (itu) disampaikan oleh tersangka," ucap Ali Jupri.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Inas menderita luka tusuk di dada, muka, leher dan kepala, gigi korban pun ditemukan patah.
"Korban dibawa ke rumah sakit RSUD R. Syamsudin, S.H. untuk dilakukan otopsi," ungkapnya.
Polisi mengamankan barang bukti satu garpu tanah di TKP, yang ditemukan di dapur rumah.
Ketika disinggung keinginan pelaku yang tak dikabulkan ibunya untuk membeli sepeda motor, Ali mengatakan hal itu adalah pengakuan lama.
Untuk motif kejadian saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman.
"Itu semua pengakuan lama, kita udah tanya ke keluarga, warga sekitar, tidak ada, cuman tadi dari pelaku sendiri kita tanya, ya, marah aja sih sama ibunya, cuma kita masih dalami, kita dalami apa penyebab kemarahan daripada tersangka, cuman kalau masalah motor nggak ada, itu tidak ada," kata Ali Jupri.
Ia menyatakan pihaknya akan melibatkan psikolog untuk mencari tahu kondisi mental Rahmat.