Meski mempunyai BPJS, biaya lain yang diperlukan untuk berobat seperti transportasi dan lain-lain membuat Solihin dan keluarganya tidak mampu lagi melanjutkan pengobatan.
"Semua tabungan sudah habis untuk biaya berobat."
"Saya bahkan harus menjual sawah, beberapa barang berharga untuk berobat," ungkap Solihin.
Kemudian, terungkap fakta bahwa Solihin adalah ayah Agum Gumilar (13).
Agum Gumilar meninggal karena dibunuh oleh temannya sendiri yang masih di bawah umur pada Oktober 2023.
Kejadian itu lantas memperparah situasi Solihin yang tak bisa tidur sejak empat tahun lalu.
Penjelasan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut lewat Sekretaris Dinas Kesehatan, Yodi Sirodjudin, menjelaskan kondisi sebenarnya yang dialami Solihin.
"Terkait dengan adanya isu ada warga Kecamatan Leuwigoong yang mengaku tidak tidur selama empat tahun, sebenarnya bukan tidak tidur. Tapi tidak nyenyak tidur," ujarnya kepada awak media, Selasa.
Menurutnya, berdasarkan pemeriksaan dokter tim puskesmas, gangguan tidur yang dialami Solihin disebabkan oleh beberapa faktor.
"Selama empat tahun, dikarenakan berdasarkan informasi dari hasil pemeriksaan dokter tim puskesmas, ada gangguan di telinganya sehingga telinganya berdengung dan mengganggu tidurnya," ucap Yodi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Solihin Warga Garut Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Dinkes Ungkap Kondisi yang Sebenarnya.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Sidqi)