Sedang Tim Inafis telah beberapa kali mendatangi kediaman rumah AG yang menjadi TKP para korban menenggak miras oplosan pembawa maut itu.
"Tim Inafis pun telah mendapatkan sejumlah barang bukti berupa botol bekas, tutup botol alkohol, dan bekas bungkus kemasan serbuk minuman berenergi yang diduga jadi bahan campuran miras oplosan itu," jelas Ridwan.
Masih Tunggu Korban Kritis
Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu perkembangan kondisi 2 korban lainnya yang kritis.
"(2 pelajar tersebut) masih dalam masa pemulihan, jadi belum bisa kami mintai keterangan secara maksimal," tutup Ridwan.
Kepala Desa (Kades) Cimanggu, Mail mengatakan, korban yang berinisial AG sempat melayat temannya yang berinisial A.
Baca juga: Pabrik Miras di Malang Digrebek, Beroperasi 1,5 Tahun hingga Bisa Produksi Ribuan Liter per Hari
"Korban yang meninggal pagi tadi (AG), sempat melayat dulu korban yang meninggal kemarin (A), bahkan sempat bercampur dulu dengan masyarakat," ucapnya kepada TribunPriangan.com pada Minggu (14/7/2024) kemarin.
Mail juga mengatakan, selain 3 orang meninggal dunia, ada juga 2 warganya berinisial W dan O yang saat ini masih dalam penanganan medis.
"Saya sempat datang ke keluarga korban yang berinisial O. Orang tuanya yang sudah berkomunikasi dengan anaknya tersebut menyatakan, bahwa (pada Kamis, 11/7/2024 malam) O berangkat pukul 20.00 WIB," terangnya.
Lalu, O diketahui berangkat ke kediaman AG di Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja.
"Di sana, sudah ada empat orang (A, G, AG, dan W). Jadi O ini datangnya belakangan," pungkas dia.
2 Korban Miras Oplosan
Kasie Pelayanan Medis RSUD SMC, dr Sudaryan membenarkan bahwa pihaknya telah menangani 2 korban yang berinisial A dan G.
"Betul, ada kasus terduga keracunan alkohol. Dua (korban) yang sempat ditangani RSUD SMC meninggal dunia," jelasnya.
Baca juga: Remaja 19 Tahun Dicekoki Miras lalu Dirudapaksa 4 Pemuda di Kafe, saat Sadar Sudah Tak Berbusana
Keduanya diketahui masuk IGD hanya berselang waktu satu hari dengan keadaan yang sama.
"Gejala dari kedua pasien nyaris sama. Datang ke IGD dengan keadaan umum (seperti) penurunan kesadaran dan henti jantumg. Sempat ditangani, namun nyawanya tidak tertolong," jelas Sudaryan.