Di Solo, Suyatmi akan singgah di tempat bapaknya Jais yang juga bekerja di Solo.
"Ya sudah besok saja (dijemputnya) saya ke Solo ke tempat bapaknya, saya bilang begitu, ya besok saja bu, saya menyusul dia bilang begitu," sambungnya.
Kabar duka itu kemudian didapatkan Suyatmi dari kakek korban.
Jais meninggal dunia saat latihan silat di Sragen.
Suyatmi langsung bergegaas menuju RSUD Soeratno Gemolong.
Baca juga: Kesaksian Orang Tua Siswa SMP di Sragen, Anak Tewas usai Latihan Silat
Hati Suyatmi hancur setelah melihat sang anak dalam kondisi tak bernyawa.
"Katanya anak saya latihan sesak, tapi anak saya nggak punya riwayat sesak, tapi kenapa kok dari rumah sakit sudah nggak ada (meninggal), terus sini (dahi dan pipi) kok ada benturan, ada luka-luka," jelas dia.
Ingin menjadi atlet bela diri, itulah cita-cita Muhammad Jais Andika Putra (15) asal Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
Karena itulah, ia kemudian bergabung dengan salah satu perguruan silat di Kabupaten Sragen.
Sang ibu, Suyatmi mengatakan putra keduanya itu bergabung dengan perguruan silat sejak 8 bulan yang lalu.
Total ada 10 orang dari desanya yang disahkan bersama dengan Jais.
"Cita-citanya jadi atlet bela diri, ikut padepokan sudah 8 bulan ini, dia juga senang pelihara ayam, ayam dari kecil dia pelihara sampai besar," kata Suyatmi kepada TribunSolo.com, Senin (15/7/2024).
"Disahkan kemarin itu, saat ini melatih, saya bingungnya ya itu, sudah melatih kok sampai fatal begini," sambungnya.
Baca juga: Tampang Para Pendekar Silat yang Keroyok Pemuda hingga Tewas di Gresik, 3 Orang Masih Buron
Namun, Jais malah meninggal saat latihan bela diri, pada Jumat (12/7/2024) lalu.