Awalnya Aldi tidak mengenal Iptu Rudiana, namun dua minggu kemudian ia mengetahui identitasnya setelah sering melihat di ponsel.
"Di dalam mobil menuju Polres Cirebon Kota masih dipukul, dijambakin. Ada delapan orang di dalam mobil," jelas dia.
Sesampainya di Polres Cirebon Kota, Aldi menceritakan bahwa mereka diturunkan dari bagasi belakang mobil dan disuruh berjalan dengan cara jalan bebek sambil ditendang dan diinjak.
"Kami dikumpulkan di satu ruangan, lalu satu jam kemudian dipisah."
"Selama dikumpulkan, mengalami penyiksaan, dibakar rambutnya. Saya sama Supri, Jaya, Saka masih di ruangan Kanit, yang lainnya dipindahkan," katanya.
Kesaksian Aldi mengungkap lebih lanjut bahwa kekerasan terus berlanjut hingga tengah malam, termasuk di sebuah lorong menuju penjara di mana mereka kembali dipukuli, bahkan menggunakan gembok.
"Mau masuk penjara disiksa lagi, dipukul pakai gembok," ujarnya.
Bahkan salah satu kuasa hukum Saka Tatal, Farhat Abbas ikut menangis saat bertanya kepada Aldi.
"Kamu masih ingat siapa yang melakukan itu," jelas Farhat Abbas sembari meneteskan air mata.