Selain itu, Dedi menyayangkan sekolah yang ada di Jabar masih memberatkan siswa mengenai ijazah.
Dia berharap kedepannya tidak ada lagi anak yang kesusahan mendapatkan Ijazah karena belum menuntaskan bayaran sekolah.
“Kok di Jabar masih ada yang seperti ini. Saya sudah beberapa kali menangani nanti tidak boleh ada lagi kejadian seperti ini yang sangkut paut soal uang bangunan," ungkap Dedi.
"Saya tidak mau lagi di Jabar ada sekolah menahan ijazah anak gara-gara belum bayar,” lanjutnya.
Menurut Dedi, seharusnya sekolah tidak boleh memungut uang dari orang tua siswa kecuali orang tersebut mampu dan berniat menyumbangkan uangnya ke sekolah.
Dia menjelaskan bahwa orang yang tidak mampu bukan sebuah kewajiban untuk membayar lunas apalagi harus ditahan ijazahnya.
“Bagi orang yang tidak punya kemampuan dan masih dikenakan biaya itu peristiwa yang sangat memalukan. Nanti tidak boleh lagi seperti itu,” tegasnya.
Di akhir percakapannya dengan Agus, Dedi memberikan sejumlah uang kepada Agus supaya digunakan untuk menebus ijazah anaknya yang masih ditahan sekolah.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Polisi Dalami Motif Pelaku Penculikan Vina Warga Subang, Ayah Ungkap Sang Anak Dipaksa Tulis Surat
(mg/Pradita Aprilia Eka Rahmawati)
Penulis adalah peserta magang Universitas Sebelas Maret (UNS).