Caya dan Ramlah rutin berkirim kabar melalui handphone.
Caya menceritakan, dirinya mulai kehilangan kontak dengan sang ibu sejak Jumat (9/8/2024).
“Sudah dua hari tidak komunikasi, tidak aktif nomornya,” ungkapnya.
Caya yang khawatir dengan kondisi ibunya, ia memutuskan pergi ke Pangkep dari Jeneponto.
Ia sampai di kos korban pada Minggu (11/8/2024) sore sekira pukul 16.00 WITA.
Caya langsung mencari keberadan Ramlah.
Dia menyusuri sudut-sudut kos, namun tidak menemukan Ramlah.
Caya memperluas pencariannya hingga langkah kakinya terhenti di ruangan penyimpanan kayu.
Ia melihat sebuah koper berwarna merah tergeletak.
Caya curgia dengan isi koper tersebut karena ada noda darah.
“Saya lihat sepertinya darah dan juga ada rambut pada resleting koper,” kata Caya.
Caya seketika itu histeris melihat mayat ibunya berada dalam koper.
Singkat cerita, Caya melaporkan kejadian ini ke warga untuk diterukan ke kepolisian.
Baca juga: Kakak Adik jadi Tersangka Kasus Mayat Dalam Koper, Polisi Ungkap Peran Keduanya Dalam Pembunuhan
Dipastikan korban pembunuhan
Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Prawira Wardany memastikan Ramlah adalah korban pembunuhan.