"Saat melihat korban berjalan dalam keadaan lemas dan sempoyongan, pelaku tidak sabar dan mendorong korban di depan kamar mandi, hingga korban terjatuh dan kepala korban terbentur ubin lantai kamar mandi," ungkap Petit, dikutip dari TribunPontianak.co.id.
Petit melanjutkan, IF kemudian memberikan makan dan minum kepada korban.
Kondisi Nizam tidak kunjung membaik hingga saat salat asar.
Pada akhirnya, korban tidak sadarkan diri.
IF berusaha memberikan pertolongan dengan memberikan napas buatan.
Takdir berkata lain, napas dan detak jantung Nizam terhenti.
Bukannya membawa korban ke rumah sakit, IF malah menyeret Nizam ke belakang rumah.
"IF langsung membungkus tubuh korban dengan beberapa plastik dan kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung yang sudah dipersiapkan, serta menyeret dan mendorong tubuh korban ke dalam celah antara dinding rumah pelaku dan tetangga sebelah/dinding rumah orang lain," urai Petit.
Pada pengakuan terbarunya, IF mengakui telah melakukan kekerasan hingga berujung tewasnya Nizam.
IF masih menjalani pemeriksaan intensif oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Ibu Muda di Jaksel Laporkan Suami Karena KDRT: Pelaku Coba Bunuh Diri Agar Laporan Dicabut
Buat Skenario
Belakangan terungkap, IF sempat membuat skenario untuk menutupi kejahatannya.
IF sempat mengaku ke keluarga dan ayah Nizam bahwa korban dijemput oleh ibu kandungnya.
Diketahui, Tiwi, ibu kandung Nizam tinggal di Jakarta.
Tiwi yang syok anaknya meninggal, langsung terbang ke Pontianak.