"5 September 2018, saya dilantik dan esoknya saya rapat dengan OPD. Tanggal 23 September 2018, saya disampaikan tagihan utang Rp1,7 triliun," sebut Edy.
Baca juga: Edy Rahmayadi Tanggapi Sindiran Bobby soal Jalan Rusak di Sumut usai Undi Nomor Urut, PDIP: Bijak
Dengan keputusan dibuatnya, Edy membayar utang DBH tersebut. Karena, utang itu akan digunakan 33 Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan pembangunan di masing-masing daerah.
"Kalau kata guru ngaji saya, kalau punya utang itu duluan dibayarkan. Pada tahun 2019, relatif tidak ada kerja. Termasuk bayar utang sama Labusel," kata Edy.
Mantan Pangkostrad itu, mengungkapkan bahwa utang itu dimiliki Pemprov Sumut pada waktu tidak sampai di situ saja.
Ternyata ada utang lagi, sama PT Inalum sekitar Rp500 miliar.
"Saya kira sudah selesai, masih utang Rp500 miliar saya Inalum, kalau saya bayar utang bagaimana saya membangun. Ini utang 5 hingga 10 tahun lalu," jelas Edy.
Baca juga: Bobby Nasution Singgung Jalan Rusak di Sumut, Edy Rahmayadi: Itu Jalan Nasional, Jalan Mulyono
Edy mengatakan pada tahun 2020, baru mau bekerja untuk pembangunan di Sumut.
Namun pada saat itu Covid-19 sedang melanda hingga semua daerah diwajibkan melakukan refocusing untuk penanganan pandemi.
Pasca pandemi dilakukan perencanaan pembangunan dan peningkatan infrastruktur dan jembatan di Sumut, dengan multyears Rp2,7 triliun.
Namun, Edy tidak menjabat jadi gubernur Sumut lagi, pembangunan tidak berjalan dengan maksimal.
Penulis: Anugrah Nasution
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Sebut Tak Niat jadi Gubernur, Edy Rahmayadi : Tapi Kalau Tidak, Gubernur Saya Bobby