News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Relokasi di Pulau Rempang

Kesaksian Warga Pulau Rempang, Ingin Anak dan Cucu Memiliki Hidup yang Layak

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah warga Rempang. Mereka ingin hidup yang lebih baik.

"Selama ini, saya pulang pergi dari rumah ke Pasar Jodoh Batam setiap hari. Saya bekerja di pasar itu," kata Yana saat dikutip, Selasa (1/3).

Begitu juga dengan adanya tawaran relokasi dan proyeksi investasi di Pulau Rempang.

Mulanya, Yana adalah tokoh vokal menyuarakan penolakan. Namun setelah menyimak dengan kepala dingin, Yana akhirnya melihat peluang. Dia tak mau hidup begitu terus.

"Dari dulu kehidupan di sini ya begini-begini saja. Tidak ada perkembangan. Yang laki-laki nelayan, ibu-ibu, ya, berkebun atau mengurus rumah tangga. Dari dulu saya di sini ya tidak ada perubahan apa-apa," kata Yana.

Yana ingin ada perubahan dalam hidupnya. Bukan hanya itu, dia sangat menginginkan ketiga anaknya mendapatkan banyak kesempatan di tanah kelahirannya.

Yana mengatakan sejumlah perusahaan dan industri akan dibangun di Pulau Rempang. Penyerapan tenaga kerjanya juga sangat besar.

Putra daerah menjadi prioritas untuk bekerja. Belum lagi melihat kesempatan yang muncul dari geliat ekonomi di sini.

"Saya hanya ingin perubahan. Ingin hidup berubah, terutama untuk anak-anak. Karena yang saya kerjakan dan usahakan jauh sebelum rencana investasi ini ialah memang untuk anak-anak," kata Yana.

Selain Yana, ada juga Anisah. Warga Kampung Sembulang Tanjung ini juga memilih untuk relokasi. Dia punya alasan yang sama dengan Yana.

Anisah yang juga bekas ketua RT di kampung tersebut ingin kehidupan yang lebih baik lagi. Anisah yang merupakan generasi keenam di kampung tersebut melihat kondisi daerahnya begitu-begitu saja sejak dulu.

Baca juga: Kasus Rempang: Komnas HAM Sebut Upayakan Mediasi Meski Pemerintah Belum Mau

Anisah juga dianggap pengkhianat dan penjual kampung. Padahal, Anisah hanya menginginkan perubahan, di mana tanah kelahirannya pun tetap di sana, tidak ada yang berubah.

"Saya juga bingung kenapa sekarang dirayakan Hari Tani. Dulu tidak pernah ada itu, terus mana ada warga di sini bertani, Melayu Rempang, ya, nelayan," kata Anisah.

Anisah juga mengatakan langkah pemerintah memberi pergantian kepada warga untuk rekolasi sudah adil.

Setiap jengkal tanah dan bangunan dihargai. Begitu juga tanaman milik warga. Anisah juga menyampaikan sudah 80 persen penduduk di Kampung Sembulang Hulu sudah menerima untuk relokasi.

"Saya dulu salah satu tokoh yang aktif menolak, tetapi saya ingin perubahan," kata Anisah.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini