Ia disekap, mulutnya dilakban, bajunya dilucuti, dan dipukuli.
"Keterangan dari Pak Triyono, dugaan pelakunya ada enam orang," kata Burhan, petugas damkar yang malam itu piket menemani Triyono.
Burhan menceritakan, ia merasakan keanehan ketika perjalanan menuju lokasi permintaan evakuasi ular.
Pasalnya, di lokasi terlihat sepi dan ternyata itu adalah laporan fiktif.
Bahkan, saat hampir tiba di lokasi, Burhan mendapat telepon dari Mako Induk Damkar Sleman bahwa pelapor menyampaikan kalau ular telah dikondisikan oleh warga yang sedang ronda.
Burhan mengaku aneh dengan pelapor kedaruratan tersebut, karena di lokasi terlihat sepi dan tak ada warga yang sedang ronda.
Terlebih, nomor pelapor yang meminta pertolongan juga mendadak tak bisa dihubungi.
Burhan dan dua temannya akhirnya kembali ke Mako Damkar Godean.
Di sana, ia melihat Triyono sudah dalam keadaan dilakban dan tubuhnya penuh luka lebam.
"Dari keterangan sementara Pak Triyono, pelaku membawa senpi sama celurit. Senpi ditodongkan di bagian sini (belakang telinga) terus," ujar Burhan.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Motif Kasus Perampokan di Mako Damkar Godean Terungkap, Ada Sakit Hati Antara Bawahan dengan Atasan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin)