Setelah itu, Aipda WH berkoordinasi dengan Kapolsek Baito selaku pimpinannya atas kasus tersebut.
“Setelah itu yang kami lakukan saya berkoordinasi dengan kapolsek dalam hal ini pimpinan saya,” katanya.
“Saya berkoordinasi, izin komandan saya meminta petunjuk,” lanjutnya.
Diapun diarahkan datang ke kantor dan selanjutnya menemui Kapolsek Baito.
“Diarahkan untuk ke kantor. Kami datang ke kantor, kami sampaikan. Pak Kapolsek lihat, kebetulan pada saat itu ada Kanit Reskrim,” jelasnya.
Selanjutnya, Kapolsek Baito disebutkan meminta agar melakukan konfirmasi dengan guru Supriyani.
“Disampaikanlah sama Pak Kapolsek, coba konfirmasi sama yang bersangkutan (Supriyani-red),” ujar Aipda WH.
“Karena saya ditanya Pak Bowo maunya bagaimana. Saya sampaikan 'mohon izin komandan saya ikut petunjuk',” lanjutnya.
Selanjutnya, guru Supriyani pun dihubungi agar datang ke Markas Polsek Baito.
“Pada saat itu dikonfirmasi sama yang bersangkutan, yang bersangkutan datang. Bu Supriyani datang ke Polsek ditanya,” katanya.
Dalam klarifikasi itu, sang guru honorer, tak mengakui telah memukul D.
Aipda WH pun menyebutkan guru Supriyani membantah melakukan perbuatan tersebut dengan nada tinggi.
“Dengan nada agak tinggi dia menyampaikan. Di mana saya pukul kamu, kapan. Saya tidak pernah pukul kamu. Begitu,” jelasnya.
Aipda WH pun meminta guru Supriyani agar tak membentak anaknya.