Siti Aningsih, ibunda korban sangat terpukul dengan kepergian anaknya. Sehari setelah kejadian atau Kamis (14/11/2024), Siti masih mengurung diri di kamar dan sulit untuk diajak berkomunikasi.
"Ibunya sampai belum mau makan," kata ayah Siti, Sutrisno.
Pemkab Banyuwangi memberi pendamping khusus. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB menerjunkan tim untuk mendampingi keluarga korban.
Alizha Amalia Rohmana, Pendamping Korban P2TP2A) Dinsos PPKB Banyuwangi, mengatakan, ibu korban tengah mengandung usia 8 bulan. Pendamping, kata dia, penting agar psikologis sang ibu bisa lekas pulih dan janin yang dikandungnya terus sehat.
Baca juga: UPH Tegas Menindak Kasus Kekerasan Seksual, Bukti Komitmen Penegakan Aturan dan Perlindungan Korban
"Kami tadi mendampingi, dan Alhamdulillah ibu korban mulai mau makan," kata Icha, sapaan akrabnya.
Selain pendamping psikis, pihaknya juga akan memberikan pendampingan-pendampingan lain bagi keluarga korban. Termasuk, pendampingan untuk menanggung biaya otopsi korban, pendampingan kesehatan keluarga korban, hingga pendampingan hukum selama proses persidangan hingga putusan.
Icha telah bertemu dengan ibu dan ayah korban saat mendatangi rumah duka, Kamis (14/11/2024). Saat itu, psikis mereka masih cukup terganggu pascakepergian korban. Bahkan, sang ibu masih kerap mengigau memanggil-manggil nama anaknya.
Pun demikian dengan sang ayah. Ia masih sulit untuk diajak berkomunikasi. Saat diajak berbicara, ia masih kerap menangis.
Selain korban, pasangan tersebut juga memiliki satu anak lain yang duduk dibangku kelas IV. Ia belajar di sekolah yang sama dengan korban.
Diberitakan, seorang bocah di Banyuwangi berusia 7 tahun diduga menjadi korban kekerasan seksual dan
Penulis: Aflahul Abidin
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Hamil 8 Bulan, Ibu Korban Anak 7 Tahun yang Tewas Diduga Diperkosa dan Dianiaya Dapat Pendampingan
dan
Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Jadi Korban Kekerasan Seksual dan Penganiayaan Hingga Meninggal Dunia