Tribunsumsel.com berhasil mewawancarai Sri, keluarga penyewa kontrakan yang diusir dari kontrakan diduga karena beda pilihan politik tersebut.
Sri menceritakan peristiwa yang dialami keluarganya bermula ketika mereka nunggak bayar selama tiga bulan.
"Awalnya saya memang nunggak, dan baru jalan tiga bulan," kata Sri pada wartawan, Senin (18/11/2024).
Sri bercerita bila dirinya sudah lama tinggal di kontrakan milik ibu Sulai tersebut, meski sering nunggak ia mengaku selalu melunasi tunggakan.
Baca juga: Devi Pilih Tahan Lapar demi Ibunya yang Ngepel: Kisah Mengharukan di SDN 166 Palembang
"Saya sudah lama di sana sudah tiga tahun, memang kami di sana tidak ada itikad tidak mau membayar," ungkapnya.
Sri bercerita awal pengusiran itu bermula saat Sulai datang memintanya pindah dengan alasan kontrakan mau diperbaiki.
"Kemaren alasannya rumahnya banjir mau di-service, kosongilah dulu mau diservis," ujarnya.
Kemudian setelah mengatakan akan di-service, Sulai malah mengaku kecewa dengan Sri karena mereka beda dukungan politik.
"Dia juga bilang kecewa dengan saya karena saya milih YOK kamu milih ROIS itu akhir pembicaraan," ungkapnya.
Sri juga mengakui bila rumah mereka banjir sempat dilakukan pendataan oleh Sulai dengan alasan mau diberikan bantuan.
"Waktu itu ketika banjir dia minta data mau memberi bantuan, tapi itu sudah lama," tambahnya.
Jawaban pemilik kontrakan
Sulai, pemilik kontrakan membantah kabar tersebut.
Warga RT 01 Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II ini mengatakan bila rumah yang dikontrak Sri nunggak tiga bulan.
"Ini rumah yang ditunggu Sri bokir (Sri) sudah tidak bayar makanya saya usir," ujar Sulai sembari menunjuk kontrakan yang pernah ditunggu Sri.