Akhirnya, korban yang ketakutan terpaksa mengikuti keinginan tersangka. Kemudian, Agus pun mengajak korban ke homestay.
"Akhirnya korban yang sedang dalam kondisi banyak pikiran merasa ketakutan dengan ancaman pelaku, akhirnya mengiyakan ajak pelaku dibawa ke homestay dengan dalih untuk membersihkan diri," ungkapnya.
Ade mengatakan di homestay itulah, Agus disebut melakukan rudapaksa terhadap korban.
Kini, Ade mengatakan psikologis korban dalam kondisi tertekan dan kerap menyalahkan diri sendiri.
Parahnya, korban kini dianggap bersalah karena dinilai oleh publik, kasus ini sulit diterima oleh logika publik lantaran tersangka yang merupakan sosok disabilitas.
Bahkan, korban disebut oleh Ade sampai menutup akun media sosialnya karena disalahkan oleh netizen.
"Korban saat ini hanya ingin ada orang yang percaya sama dirinya," ujar Ade.
Kronologi Versi Agus
Sebelumnya, kronologi berbeda disampaikan oleh Agus terkait kasus dugaan rudapaksa yang menjeratnya.
Masih dikutip dari Tribun Lombok, Agus mengungkapkan awalnya meminta bantuan kepada seorang perempuan untuk diantarkan ke kampus.
Namun, nyatanya dia justru berhenti di salah satu homestay di Mataram.
Agus semakin curiga dengan gerak-gerik si perempuan ketika menghubungi rekannya. Dia menganggap ajakan tersebut adalah jebakan.
"Tapi yang membuat saya tahu kasus ini jebakan pas dia nelepon seseorang, di situ saya nggak berani mau ngomong apa. Saya merasa ini jebakan, karena ini ke sana kemari saya dituduh," terangnya.
Lantas, Agus mengaku diajak berhubungan badan dengan perempuan tersebut. Dia mengatakan tidak berani berteriak karena malu.
"Nggak ada diancam sama perempuan secara fisik, saya diam saja selama di dalam homestay, saya takut buat teriak karena sudah telanjang, saya yang malu kalau saya teriak," tuturnya.