Tiba di IGD RSUD Klungkung, Swastini sudah dalam keadaan lemas dan kesadarannya menurun.
Kemudian, gadis berusia 14 tahun itu dinyatakan sudah meninggal dunia.
“Pasien (Ni Putu Swastini) sempat mendapatkan pertololongan dengan resusitasi jantung dan paru. Namun kesadaran pasien terus menurun, hingga dinyatakan meninggal dunia,” ujar Humas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiyasa.
Ia mengatakan, memang ditemukan luka bakar di tangan pasien. Namun dirinya belum menjelaskan secara detail luka-luka apa saja yang ditemukan di tubuh pasien. “Untuk luka-lukanya, ada ditemukan luka bakar di tangan,” ujarnya.
Gusti Putu Widiyasa mengatakan, memang ditemukan luka bakar di tangan pasien. Serta luka bakar di dada dekat dengan leher.
“Ada luka bakar di dada juga. Karena informasi dari keluarga, saat ditemukan setrikanya ada di atas dada pasien,” ujar Gusti Putu Widiyasa.
Duka mendalam dialami keluarga Ni Wayan Sukasmi.
Putri sulungnya, Ni Putu Swastini meninggal dunia setelah tersetrum sebelum berangkat ke sekolah.
Masih menurut Perbekel Desa Sampalan Tengah, Putu Aryawan, saat kejadian Swastini hendak menyetrika seragam sekolahnya. Kebetulan Swastini baru akan berangkat sekolah pukul 09.00 karena ulangan akhir semester.
Diungkapkan Aryawan, Swastini belum mulai mensetrika. Ia baru mencolokan ke stop kontak atau colokan listrik.
“Kejadiamnya saat sebelum berangkat sekolah. Padahal belum mulai menyetrika, informasinya tersetrum sesaat setelah mencolokan setrika ke Listrik,” ujar Aryawan.
Saat kejadian, Sukasmi berada di kamar mandi. Ia menghampiri putrinya saat mendengar sekali suara teriakan.
Saat itu Sukasmi kaget melihat putrinya sudah tergeletak, dengan setrika berada di sekitar dada dan leher dari Swastini.
“Padahal kejadiannya cukup singkat. Ibu korban (Sukasmi) saat itu panik dan menghubungi suaminya yang masih bekerja. Rumah keluarga korban, memang agak berjauhan dengan tetangganya.