TRIBUNNEWS.COM - Pemikiran Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim untuk membuat uang palsu (upal) begitu visioner.
Dia sampai memikirkan untuk membuat benang pengaman agar uang palsu yang dicetaknya layaknya uang asli.
Dikutip dari Tribun Timur, benang pengaman inilah yang membuat uang palsu cetakan Andi Ibrahim hampir memiliki kemiripan dengan uang asli.
Dia membayar seseorang dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial AA (42), sebesar Rp3 juta untuk membuat benang pengaman palsu tersebut.
Adapun benang pengaman ini, ditanam di ketebalan kertas sehingga tampak seperti dianyam.
Sementara, benang ini berfungsi sebagai pengaman visual dan dapat terdeteksi mesin penghitung uang.
Modus ini terungkap stelah AA ditangkap oleh anggota Resmob Polres Gowa pada Senin (16/12/2024) di Kelurahan Anabannua, Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo.
“Kami dari Polres Wajo terlibat dalam penangkapan AA setelah berkoordinasi dengan Polres Gowa mengingat keberadaan tersangka di wilayah hukum Polres Wajo,” kata Kasat Reskrim Polres Wajo, Iptu Alvin Aji Kurniawan, dikutip pada Kamis (19/12/2024).
"Peranan AA dalam sindikat pembuatan uang palsu, yakni membuat benang sehingga uang palsu yang dicetak menyerupai uang asli," imbuhnya.
Baca juga: Buntut Panjang Kasus Uang Palsu di UIN Makassar, Pedagang Tolak Uang Pecahan Rp100 Ribu
Saat mengamankan AA, polisi turut mengamankan barang bukti berupa ponsel milik pelaku.
Kini, AA masih terus dimintai keterangan terkait kasus peredaran uang palsu di UIN Makassar tersebut.
Terpisah, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak pun mengakui uang palsu yang dicetak komplotan Andi Ibrahim sulit terdeteksi alat X-Ray.
Dikutip dari Kompas.com, hal ini sampai membuat kepolisian menggandeng beberapa bank milik pemerintah dan swasta.
"Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,"