Setelah itu, Dumaria memohon agar dirinya dipertemukan dengan Ipda Imanuel Dachi.
"Karena selalu memohon, akhirnya ibu (keluarga Ipda Imanuel Dachi) itu bilang, kalau mau jumpai bapak tanggal 26."
"Saya tanya jam berapa, jam 7. Pagi-pagi saya ke sana, sampai di Poltabes, saya tanya sama piket mau besuk. Kata mereka suaminya saya diopname," ucapnya.
Berbekal kabar tersebut, Dumaria bergegas meninggalkan Polrestabes Medan dan langsung mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Namun, sampai di sana dirinya tak diizinkan untuk menjenguk suaminya.
"Kami minta tolong dipertemukan, mereka bilang suami saya di ruang ICU, saya nangis sejadi-jadinya."
"Saya minta tolong, suami saya bukan pembunuh, pemerkosaan, teroris," ungkapnya.
Tak lama berselang, petugas rumah sakit membawa jenazah dan itu ternyata adalah suami Dumaria. Melihat suaminya sudah menjadi jenazah, Dumaria syok.
"Tanpa sengaja lewat mayat di situ, saya lihat ternyata suami saya. Saya tahu suami saya sudah meninggal dunia, saya bingung ke mana saya harus adukan," ujarnya.
Ia mengaku sampai sekarang tak tahu alasan suaminya ditangkap oleh anggota Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba.
"Sepucuk surat saya tidak terima," ucap Dumaria.
Lebih lanjut, Dumaria membeberkan kondisi suaminya saat dibawa ke rumah duka.
"Setelah saya melihat kondisi suami saya tidak wajar. Sekujur muka semua lebam, gigi rontok, banyak ada luka di mana-mana, di kaki ada luka," terangnya.
7 Personel Masuk Patsus
Imbas kasus ini, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah anggota.