"Kebetulan saat itu, Polsek Cinangka terdekat dari lokasi kami, yang hanya berjarak 2 kilometer dari titik keberadaan mobil Brio kami," papar Rizky.
Singkat cerita, ayah Rizky mencoba menjelaskan kepada anggota kepolisian yang sedang bertugas terkait insiden penggelapan mobil.
Kala itu, korban sudah membawa bukti kepemilikan mobil berupa STNK, BPKB, dan kunci cadangan.
Sayangnya, permintaan bantuan pendampingan itu ditolak.
Polisi mengira korban dan rombongan adalah petugas leasing yang hendak menarik mobil.
Baca juga: Ketidakprofesionalan Polsek Cinangka dan Peran Oknum TNI AL dalam Kasus Penembakan Bos Rental Mobil
"Dari pihak Polsek tidak bisa, karena mengira kalau kami dari leasing."
"Tapi, langsung dibantah ayah saya. Kita belum menunjukkan bukti, karena keburu mendapat penolakan," tegas Rizky.
Rizky juga menyebut, ayahnya sudah menawarkan uang imbalan agar dibantu.
Namun, tawaran tersebut tidak diterima anggota polisi.
"Ayah saya pun sudah menawarkan imbalan sebagai uang kerja ke petugas piket untuk mendampingi melakukan pengejaran."
"Petugas piket menghubungi kapolsek menanyakan apakah bisa, dari kapolsek tidak menerima pendampingan. Kami mendapatkan saran agar kami mengejar mobil sendiri," kata Rizky.
Detik-detik penembakan
Rizky menguraikan, mobil Brio yang dikejarnya kemudian melarikan diri ke Cilegon.
Ia bersama ayahnya lantas membuntuti hingga tiba di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak, Banten pada Kamis subuh.
Sebelum itu, Rizky meminta bantuan kepada Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk meminta bantuan.