News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Tiket Pesawat Dikeluhkan Mahal, Mantan Menteri Singgung Pesawat Sepi hingga Tanggapan Bandara

Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tiket pesawat mahal

Studi tersebut mengatakan, Asia Tenggara adalah pasar dengan pertumbuhan penumpang yang cepat namun tidak menghasilkan untung.

Bahkan, studi itu memperkirakan "profitabilitas kemungkinan akan tergelincir lebih dalam setelah memburuknya kondisi pasar".

“Ini sudah terjadi selama beberapa tahun. Alasan utamanya adalah tingkat persaingan yang ketat,” kata Brendan Sobie, penulis studi tersebut, seperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post.

“Maskapai telah berjuang untuk menaikkan tarif yang terus turun meskipun ada peningkatan permintaan. Mereka tidak bisa menaikkan harga tiket ketika bahan bakar naik. "

Para eksekutif dari maskapai penerbangan lama dan maskapai berbiaya rendah sama-sama dibiarkan mencari jawaban dan semuanya menunjukkan kesulitan tersebut.

Krittaphon Chantalitanon, wakil presiden strategi komersial di Thai Airways mengatakan, maskapai yang berbasis di Bangkok itu menghadapi tantangan persaingan "dengan kesulitan".

"Angka-angkanya bagus dan tidak begitu baik," katanya. “Kami harus bekerja sangat keras, hanya untuk melihat pasar dan mencoba menyesuaikan inventaris dan permintaan dan segala sesuatu yang lain untuk menyesuaikan dengan pasar."

“Kita harus menjadi lebih ramping, menjadi lebih efisien. Kita perlu melihat ke kiri, kanan dan tengah untuk pasar baru, hanya untuk mempertahankan diri kita sendiri. "

Malaysia Airlines saat ini sedang berjuang untuk memulihkan US$ 1,8 miliar yang menguap pada tahun 2015, setelah hilangnya dua pesawat mereka.

Satu pesawat Malaysia hilang tak tentu rimbanya --hingga saat ini-- dan satu lagi jatuh tertembak di wilayah Rusia, pada tahun yang sama.

Akibatnya, Malaysia Airlinies menutup penjualan sahamnya di bursa karena terus mengalami pendarahan hebat.

“Malaysia Airlines tetap teguh di balik rencana restrukturisasi dan pemulihan. Kami membuat traksi yang baik pada tahun 2016 dan meluncur kembali pada tahun 2017, tapi kami belum mencapai titik impas pada tahun 2018,” kata CEO Izham Ismail, akhir tahun lalu.

Baca: Polemik Harga Tiket Pesawat, Mulai Dari Biaya Avtur Hingga Maskapai Diminta Naikkan Bertahap

Izham memperkirakan bahwa tahun 2019 akan semakin menantang dan mereka akan membuat target yang sangat besar.

"Jika Anda bertanya, apakah transformasi kami sudah lancar, pasti tidak. Ini kerja keras, namun pulang frustrasi setiap hari. "

5. Tanggapan Otoritas Bandara

Harga tiket pesawat Putussibau-Pontianak dan sebaliknya, masih tetap bertahan berkisar Rp 1,09 juta dan Rp 1,042 juta.

Jauh beda harga pada sebelumnya, hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu.

Mahalnya harga tiket pesawat tersebut, juga mendapat keluhan dari masyarakat.

"Susah sekarang ini, mau naik pesawat ke Pontianak harga tiket mahal sudah sampai satu juga lebih," ujar seorang warga Putussibau Muhyan, Rabu (6/2/2019).

Menanggapi keluhan masyarakat soal harga tiket pesawat mahal, Pelaksana Harian Kepala Bandara Pangsuma Putussibau, Saprudin menyatakan, berdasarkan Peraturan Menteri nomor 14 tahun 2016 tentang tarif batas atas, dan batas bawah penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara dalam negeri harga tiket ambang tertinggi Nam Air sebesar Rp 1.173.450 dan ambang bawah Rp 373.035.

"Sedangkan untuk ambang tertinggi Wings Air sebesar Rp 1.109.925 dan ambang bawah Rp 353.977. Jadi selama ini belum pernah terjadi harga tiket pesawat di atas ambang tertinggi sesuai ketentuan," ujarnya kepada wartawan, Rabu (6/2/2019).

ILUSTRASI kursi dalam kabin pesawat (insidescience.org)

Saprudin menjelaskan, saat ini hanya ada dua maskapai penerbangan yaitu Nam Air dan Wins Air dengan rute penerbangan Putussibau - Pontianak dan sebaliknya.

"Untuk Garuda Indonesia sudah tidak lagi melayani penerbangan di Putussibau-Pontianak ataupun sebaliknya," ucapnya.

Terkait harga tiket pesawat kata Saprudin, saat ini untuk Nam Air mencapai Rp 1.090.0000 dan untuk Wings Air sebesar Rp 1.042.000.

Menurutnya, pihak Bandara Pangsuma juga melakukan pengawasan terhadap harga tiket pesawat.

"Apabila ada maskapai yang menjual harga tiket di atas ambang tertinggi, maka pihak bandara akan menyurati maskapai serta dilaporkan pada direktorat jenderal perhubungan," ujarnya.

Sedangkan rata-rata penumpang dalam sepekan ini, jelas Saprudin dari masing-masing dua maskapai itu mencapai sekitar 42 orang penumpang.

"Sebenarnya di Bandara Pangsuma ada tiga maskapai namun untuk Garuda tidak lagi melayani penerbangan Putussibau - Pontianak, jadi sekarang hanya Nam Air dan Wings Air," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Daryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini